Skip to main content

Posts

Showing posts from November 23, 2006

Contoh Puisi Ironi dari Berita Koran

Dari Sebuah Tajuk: 7 Orang Tewas Terkena Ledakan Gas 7 orang tewas sia-sia, katamu. sederet huruf tebal yang kau lirik sepintas. mungkin tak ingin segera kau baca mengapa dan dimana. mungkin tak ingin kau bayangkan bagaimana mereka meregang nyawa. di semburan gas atau lumpur panas. tak ingin segera kau ketahui berapa jumlah sebenarnya yang tewas. karena ingin segere kau tulis sajak cinta. sajak penuh aroma bunga. di pagi berteman secangkir kopi. hari ini

Contoh Puisi dari Berita Kriminal

Dari Sebuah Tajuk: Seorang Ibu Memakan Bayi Panggang ayah, sudah baca berita hari ini? bunda tak sanggup membacanya. lihat ini, ada seorang ibu memakan bayinya sendiri. bayi panggang. aduh, mengapa ada ibu tega seperti itu. kata orang sih, dia gila. tapi aduh, kok bisa orang gila hamil dan melahirkan bayi? kapan dia menikah. dan bayinya apakah memiliki ayah. atau mungkin dia diperkosa. beramai-ramai. aduh, dunia semakin gila. ayah, bunda tak mau membaca koran dan menonton berita.

Contoh Puisi Cinta Untuk Istri Tercinta

Untukmu :kunthi aku ingin menulis sajak, untukmu seperti dulu mungkin tentang hujan yang turun di saat senja sebagai puisi yang diam-diam kutuliskan hujan perlahan menyapa dengan ingatan aku ingin menulis sajak, untukmu seperti dulu mungkin tentang pelangi yang melengkung di saat senja tapi tak kutemu pelangi, di langit, matahari baru saja pergi tak menyisakan cahaya aku ingin menulis sajak untukmu, seperti dulu, seperti dulu di waktu kita dimabuk rindu Malang, 2006

Contoh Puisi tentang Berita Koran dan Kehidupan Sosial

Dari Sebuah Tajuk: Ibu Membunuh Bayinya Sendiri :hah seorang ibu membunuh bayinya sendiri. ini berita keberapa. berita yang sama di tahun ini. apakah akan ditaruh di tajuk utama. dengan huruf judul tebal. dengan foto bayi berlumur darah dan leher membiru? lebih biru dari masa depannya. bayi yang teramat lucu. dan mungkin ia akan menjadi pelukis. atau penyair yang menyukai warna biru. atau merah seperti warna yang menghantarnya menghirup udara. tapi tangan itu, merenggut udara. merenggut mimpinya. yang mungkin berwarna biru. atau putih. seperti yang diingatnya untuk terakhir kali. putih mata ibunya

Di Lengkung Alis Itu, Yo...

Di Lengkung Alis Itu, Yo... di lengkung alis matanya adalah harap di lengkung alis matanya adalah rindu dimana sunyimu menuju dimana jejakmu ditanda dimana mimpimu digariskan dimana tawamu dideraikan adalah lengkung alis yang mencakrawala adalah lengkung alis yang menghias bumi adalah lengkung alis yang merangkum semesta adalah lengkung alis yang menjadi puisi puisi menjadi dirimu Malang, 2006