Dalam jagat Internet, sastra tumbuh menjadi sesuatu yang tak angker. Belum menghasilkan karya yang cemerlang, tapi orang jadi tak sungkan menulis sajak, cerpen, atau esai—sebagian bahkan sudah diterbitkan menjadi buku. Inilah kisah seputar aktivis sastra cyber. SUATU hari pada tahun 2000. Di sebuah warung Internet di Depok, Gratiagusti Chananya Rompas duduk mencangkung di depan komputer. Tangannya memencet-mencet papan tombol, mengisi kolom-kolom pada tampilan Yahoogroups. Anya, begitu ia biasa dipanggil, belum lama kenal Internet. Tetapi ia tahu, di ranah maya ini bisa terbentuk ruang diskusi. Ia memilih Bunga Matahari sebagai nama milis. Selama beberapa waktu, milis itu hanya beranggotakan dua orang. Anya dan temannya, Danar Pramesti. Keduanya adalah mahasiswa Universitas Indonesia penyuka puisi. Bunga Matahari semula mereka bangun sebagai ajang rendezvous pertukaran puisi antar-mereka. ”Sebelum di milis, kami tuker-tukeran puisi kalau ketemu di kampus,” kata Anya. Kini, enam tahun k
Web Nanang Suryadi, berisi karya sastra: puisi, cerpen, esai serta kabar-kabar sastra Indonesia dan sastra cyber (cybersastra), juga tentang Manajemen Pemasaran (Marketing Management), antara lain: Perilaku Konsumen, (Consumer Behavior), Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication), E-Commerce, Search Engine Optimization (SEO), Service Marketing, Strategic Marketing, Internet Marketing, Online Marketing, Start Up, Small Business Management, Business, Management, Game Online, Social Media