Skip to main content

Posts

Showing posts from 2005

ada pesan singkat darimu

Ada Pesan Singkat Darimu ada pesan singkat darimu sebentuk puisi menyelinap pada kelam seperti kegelisahan menyelinap dari hari-hari pengap terjejak pada kata sebaris pesan rahasia makna diterkakan puisi suatu ketika seperti kegundahan mengendap ke dalam mimpi menjelma goda kata rahasia
CAHAYA "CINTA" HASTASURYA
BUNDA DAN ATTA

Cahaya Hastasurya

CAHAYA HASTASURYA airmata cahaya ayah bunda di tangismu airmata cahaya ayah bunda di kekeh tawamu terucap doa senantiasa engkau senantiasa bahagia

Puisi Tentang Sebuah Kota dan Kehidupan Sosial

TIBA-TIBA AKU TERINGAT JAKARTA :b.n kepak burung, petak sawah, hijau padi, alir air, aku teringat padamu apa kabar gedung-gedung yang menyimpan ranjang dan lenguhnya dan kelaminmu yang menegang desah angin, rintik hujan, hijau lumut, aku teringat padamu kota yang membusuk dan engkau yang menari dengan pikiran kosong di sela berita kehancuran cercah cahaya matahari, putih kabut, embun di daun aku teringat padamu apa kabar kemacetan sepanjang jalan semacet kata-kata memaknai hidup di hiruk pikuk kegamangan gigil udara, hijau daun, aroma pedesaan aku teringat padamu kota yang menyimpan keluh dan koreng di sekujur tubuh memamerkan selingkuh dan perceraian aku di sini, berjalan kaki di pagi hari mengingatmu menulis puisi dengan airmani INGATAN PADA SEBUAH LAGU :bunda atta sebuah lagu, demikian samar, dentingnya seperti puisi, yang didesahkan angin, menelusup jendela kamar saat aku bercanda dengan matamu, berenang-renang di arus cahaya, ditingkah kekeh tawa manjamu sebuah lagu demikian samar

Contoh Puisi Eksperimen

ADA YANG MENCATAT ada yang mencatat demikian cermat dan khidmat syariat hakikat makrifat di sebalik hikmat peristiwa demi peristiwa berpijaran di rentang laku hidup waktu berkejaran kemana segala kan beralamat? tanya sebuah taklimat semoga kau selamat! seru surat kawat peristiwa demi peristiwa berluncuran hidup kematian mati kehidupan UNTUKBENTUKPUISIBENTUKUNTUKPUISI hari-hari hibuk sibuk mimpi-mimpi menumpuk-tumpuk sepi-sepi menumbuk- tumbuk nyeri-nyeri memabuk-mabuk ngeri-ngeri mencambuk-cambuk diri- diri mengutuk-kutuk buruk-teruk hari amuk-peluk mimpi remuk-bekuk sepi tekuk-keluk nyeri ceruk-ceruk ngeri rusuk-busuk diri

Contoh Puisi Hidup Kehidupan

MEMBACA PUISI, SUATU KETIKA menelusur kata-kata menerka tanda memberi makna hampa huruf dieja mengharap irama bebunyian jiwa hampa HANYA AIRMATA :cahaya hastasurya hanya airmata merembes pelupuk membasah di pipi menetes di ubun-ubunmu sebagai doa sebagai pinta kepadanya semoga engkau sehat senantiasa hanya airmata tanpa ucap kata-kata menembus malam di saat napasmu tersengal tak berdaya hanya airmata menetes di ubun ubun kepala MENYEBERANG JEMBATAN TUA jembatan tua sungai curam onggokan sampah gerombolan lalat bau busuk dimana puisi deru traktor kepak burung lumpur hitam genangan hujan bentangan sawah dimana puisi jembatan bambu merapuh usia merapuh tubuh merapuh ingatan merapuh kata kata merapuh dimana puisi dimana engkau dimana dimana aku dimana dimana dia dimana dimana mereka dimana dimana kita dimana dimana puisi BERDETAK-DETAK MENGETUK PINTUMU berdetak detak jejantung harap mengetuk pintumu sekian lama tak berjumpa membentang jarak rinduku masihkah ada makna airmata dan degup meny

Renungan Puisi Kepada Penyair

KITA BERCERITA :ha kita bercerita tentang sunyi mendera lalu menggambarnya dengan warna-warna kelabu seperti dulu kita bercerita tentang kesepian kita lalu menuliskannya dengan kata-kata sendu seperti waktu lalu kita bercerita tentang impian segala lalu mengiringinya dengan doa-doa syahdu seperti dulu seperti waktu lalu AKSARA YANG LETIH :ha demikian letih aksara menyimpan rahasia makna demikian letih aksara menyimpan kehendak makna demikian letih kita mengungkap rahasia makna demikian letih kita menyingkap kehendak makna MUNGKIN ENGKAU MERINDU mungkin engkau merindu. saat malam melarut di gelombang bayang. tik tak jam menderu. berdentang kenang. memburu dirimu. mungkin engkau merindu. demikian merindu masa lalu. DI DEPAN CERMIN ada yang termangu di depan cermin. menerka-nerka siapa gerangan yang membayang di sana. terasa demikian akrab, sekaligus terasa asing. seperti maut yang mengendap di detik-detik usia. menggurat di wajah lelah. memutih di rambut kusut. ada yang termangu di depan

Pamflet Banten Selatan

apa yang kau bayangkan pada sepanjang jalan -berbatu tajam, berkelok, menanjak curam- di banten selatan hanya berkilometer dari jakarta kemiskinan nampak pada wajah saudara yang tak pernah menemu pendidikan apa yang kau bayangkan pada ladang dan sawah yang tak bisa mensejahterakan hanya berkilometer dari jakarta tak ada listrik tak ada jalan beraspal apa yang kau bayangkan?

Nol

"0" 1. ada yang membeku menerka kehendak takdirmu di antara remah remah waktu ada yang membeku pada gemuruh menyeru namamu 2. o demikian fana derita bahagia detik ada detik tiada senyap menyerta 3. leburlah lebur hingga abu hingga debu aku tiada leburlah lebur hingga sunyi hingga inti aku tiada

Aku Berjalan di Balik Kabut

aku berjalan di balik kabut matamu hingga sungai cahaya tak menyilaukan diriku aku berjalan meniti batu hijau jiwamu hingga arus keheningan tersampai di palung dadaku aku berjalan menoreh tebing rahasia rindumu hingga gema berpantulan di rongga kepalaku aku berjalan menyapa napas mimpi cintamu hingga puisi berderingan di kedua telingaku

Contoh Puisi Matematika

sejuta puisi semilyar puisi setrilyun puisi setakterhingga puisi sejuta puisi semilyar puisi setrilyun puisi setakterhingga puisi mengada meniada dalam jejak menjemputmu di balik kabut memutih mataku didera kata dalam dada memerih perih tak terkata: inilah rindu! kemana kan ditawarkan katakata dari mulut nganga tak bersuara sebagai sunyi sebagai puisi yang meniada

4 Sajak Hebat dan Menarik

SEEKOR NAGA seekor naga, mengamuk menggeliat deras di dalam dada waktu bergoncang-goncang di moncong uap panas sembur api ludahnya panasnya tak henti mendidihkan semesta menderaskan airmata api mempuingkan segala ingin, hingga arang, hingga abu dalam diri dalam diri, seekor naga mengamuk meminta sesaji puisi DEMIKIAN SERUPA DENTING MERUNCING demikian serupa denting meruncing di saat senja yang hujan kutangkap gelisahmu mungkin dari sunyi atau nyeri mengutuk diri sendiri telah lama kunikmati puisi sendiri yang kutemu sepanjang detik waktu yang membusur ke dalam dada kiri inilah tarian yang paling sempurna puncak diam puncak sunyi puncak puisi puncak segala puncak kekosongan sonyaruri pernah ingin kuterjemahkan puisi dari matamu ke dalam kata-kata tapi tak sampai ucap pada segala senyap rahasia diri puisi dirimu diriku sendiri O KANAK o kanak, sungai riwayat mengalir dari mata, sebagai cahaya, seperti cintaku seperti cinta bunda seperti cinta nenek moyang kita dahulu, bermula dari segala

di sudut itu kau baca isyarat lampau Dimana Penanda Dimana Petanda

di sudut itu kau baca isyarat lampau :ben abel huruf-huruf yang kau eja, wahai, merasuki angin danau kabarkan padaku tentang mimpi-mimpi yang menjelma seperti puisi yang menjadi keping-keping kenang telah kau baca isyarat dari lampau pada buku-buku tua di sudut itu terjemahkan padaku segala kehendak rahasia dari palung terdalam jejak waktu Dimana Penanda Dimana Petanda :iwank dimana penanda dimana petanda telah lumat huruf di sebalik kalimat adakah tanda meloncenglonceng segala hakikat hanya ikon, arketip tinggal di senja yang murung