Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Link Arsip Puisi Nanang Suryadi

Link Arsip Puisi Nanang Suryadi Apa yang Kau Pikirkan, Katamu Blog Sastra Indonesia Bulan Menari antara Ada dan Tiada Candu Kata-Kata Ijinkan Ayah Menangis Saat Ini Kita Berdua Saja Saling Membaca Tanda Kumpulan Puisi Terbaru 2013 Lalu Engkau Menyusun Kata Khianat Menelusur Malam, Menembus Temaram Nasi Goreng Rambut Memutih Rumah-Rumah di Atas Gunung Serabi Jalan Margonda Sketsa Suasana Tentang Mimpi Penyair yang Tak Segera Ingin Tidur UGD Tengah Malam Untuk Arya Mada Hastasurya ada yang kuingat dari segelas kopi apa yang harus aku kabarkan padamu? di Reruntuhan Keraton setiap pagi, arya lihat burung burung bernyanyi ADA YANG INGIN MELUPAKAN MEI YANG GADUH Aku Adalah Airmata Aku Tahu Engkau Demikian Pencemburu Antologi Puisi Kenangan Apa yang Kau Pikirkan, Katamu BANDARA TAIPE BIARLAH MIMPI MIMPI MENJELMA Buku Kumpulan Puisi Buku Kumpulan Puisi Derai Hujan Tak Lerai Karya Nanang Suryadi Buku Kumpulan Puisi Yang Merindu Yang Mencinta Karya Nanang Suryadi Bulan Menari antara Ada dan

Mungkin Kau Rindu Sajak

Adalah sajak yang ingin kau baca berulang-ulang: Kumpulan Puisi (Sajak) Religius Sajak-sajak Terbaru dan Terbaik Nanang Suryadi 2011 Contoh Puisi Puisi Yang Sepi Puisi Terbaik di Indonesia Kumpulan Puisi Sunyi Kumpulan Puisi Protes Sosial: Surat Untuk Ibu Pertiwi Contoh Sajak Rindu kepada Tuhan Sajak Di Akhir Tahun

Ku Ingin Menulis Sajak Cinta Terbaik Sepanjang Masa

Menulis Sajak Cinta Terbaik  Sepanjang Masa Sudahkah anda membaca sajak-sajak cinta ini? Sajak atau puisi cinta yang perlu anda baca. Mungkin ini sajak atau puisi cinta terindah sepanjang masa (hehehe). Silakan kunjungi dan baca dengan sepenuh perasaan. Semoga hanyut dalam rasa mendalam, dalam gelombang pasang sajak-sajak cinta yang penuh kerinduan. Puisi-puisi cinta. Ah puisi puisi cinta seakan tak lekang dalam perjalanan waktu. Adakah Kau Rasa Aku Merindu Apa Kabar Senja Bagaimana Dapat Kau Rasa Bagaimana Dapat Kugambarkan Bahagia Cintaku Dari Kerling Hening Di Ujung Setia Dinyalakan-Nya Halangi Langkah Kaki Jangan Jadi Duri Jika Cinta Hadir Kau Tahu Kudekap Engkau Kuingin Katakan Kumpulan Puisi Cinta Kunthi Hastorini Kutemu Senyummu Kutulis Lelaki Berpuisi LENGKUNG MIMPI Matamu Adalah Cahaya Purnama Bulan Menapak Jejak di Jalan Setapak Menemu Negeri Cahaya Pada Keping Yang Sama Puisi Puisi Berdua Puisi Cinta Puisi Cinta Berdua Puisi Cinta Kita Puisi Cinta Romantis Puisi Kunthi

Aku Merindukanmu

aku merindukanmu, tapi jarak dan waktu mengurungku o mata, siapa simpan kesedihan di situ, dalam bening sedu sedan tertahan, dalam dada aku merindukanmu, kau harus percaya itu seperti kau tahu, yang merindu menunggu saat memburu tuju!

SEPANJANG JALAN

Aku menyapa dipati ukur yang sedang lari pagi, hai sudah berapa putaran? Keringatnya menetes, udara segar selepas hujan tak membuat keringatnya segera mendingin. Ayo sarapan dulu, lontong sayur pojok monumen, bubur ayam atau kupat tahu. Dipati ukur tersenyum. Aku seperti juga melihat dia bersama teuku umar, hasanudin, surapati, diponegoro berlari menuju arah gedung sate. "Aku telah menemukan obatnya," ujar lelaki di depanku, menyantap cimol dan cilor dengan lahap. Aku menerka dia yang dipanggil pasteur. Segala hama, bakteri dan virus terperanjat karena aku mengenali namanya. "Jangan lupa ke braga, kita menjenguk kenangan di sana," seorang turis lelaki belanda berkata kepada perempuan di hadapannya. Mungkin dia juga ingat sukamiskin, wastuskencana, tamansari dan cihampelas. "Aku ingin mandi di cikapundung yang jernih airnya. Setelah bermain kita di hutan huta dago," perempuan tua, seperti turis, tapi menyimpan masa lalu: harum cemara dan pucuk daun teh.

DONGENG ONDE ONDE LUMUT

"Alkisah, pada jaman dahulu kala...." Jadul. Jadul. Cerita kidz jaman now lah. Biar kekinian. Jangan cerita apalah apalah mommy. "Baiklah. Pada jaman now ada seorang gadis bernama Onde onde lumut. Kenapa dia diberi nama itu? Dia suka makan onde onde warna hijau. Onde onde tanpa biji wijen. Saat hamil ibunya ngidam onde onde yang ditontonnya di di film warkop dki." Mana ada onde onde tanpa biji wijen, mommy? Anak pertama bernama Malkan Junaidi menyela, sambil googling mencari gambar onde tanpa biji wijen. "Ini onde ondenya ya?" Teriak anak kedua, Jamil Massa namanya. Diacungkan smartphone. Googlingnya sukses: kue berwarna hijau mengundang selera. Itu klepon. Bukan onde onde. "Ini onde onde pulut." Onde onde pulut berwarna hijau, tak sehijau lumut. Kidz jaman now sibuk sendiri. Ibu mereka tak jadi mendongeng Onde onde lumut. Bandung, 15 Oktober 2017

DENGAN CINTA

suatu ketika rabi'ah ditanya, apakah kau membenci setan? jawabnya: tidak banyak orang kebingungan dan bertanya: mengapa? karena dalam diriku hanya ada Cinta 23 Maret 2000 Sila ditengok juga:   Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

DARAH PERTAMA

lelaki yang terlahir di surga merasa paling tampan sedunia "apa yang hendak kalian persembahkan?" lelaki yang terlahir di bumi persembahkan kurban terbaik "ah, gagak, ajari aku mengubur adikku sendiri" begitulah, darah pertama manusia menetes di tangan saudara sendiri 22 Maret 2000 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

SEORANG ANAK, REMBULAN DAN MATAHARI

rembulan merah darah, tunjuk anak pada langit itu bulan mengapa marah matahari merah darah tunjuk anak pada cakrawala itu matahari mengapa nangis? darahnya leleh pada mata matahari, rembulan mencium seorang anak yang selalu bertanya-tanya dan kata mereka:"syukurlah, tak kau butakan matahati..." Malang, 1993 - 1994 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Pakai

pakailah pakaian itu pakaian yang pantas untukmu tapi jangan kau pakai dengan kesombongan karena kau tak berhak memakai pakaian kesombongan pakailah pakaian yang pantas untukmu yang masih layak sebelum akhirnya rusak dan kau pakai mengelap barang habis pakai Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Ketika Benda

ketika benda benda berubah menjadi seperti manusia. maka engkau akan.dibisiki tiang listrik, dimarahi hujan, diteriaki matahari, dimakan.sendok, diminum gelas. aku menulis puisi. benda benda berebut ingin serupa manusia. di dalam puisi mungkin.engkau dijual rumah. Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Menyapamu

Siapakah engkau? Bayang-bayang samar. Tak ada kaca untuk bercermin. Tak mengenali diri sendiri. Siapa engkau? Demikian lekat di denyut nadi. Kemana ku menghadap? Engkau semata. Tatapmu rahasia. Menembus dalam kalbu Di jalan puisi aku berjalan. Gaduh ramai manusia, tetap sunyi terasa. Demikian sunyi rahasiamu. Demikian teka-teki jalan sunyi. Menujumu Aku menyapamu. Menyapamu dalam geletar tak menentu. Gemetar airmataku menyeru-nyeru, karena kutahu engkau maha tahu, segala rindu. Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Di Penghujung Senja

di penghujung senja engkau menulis sajak, sebuah elegi, yang hendak menelusur jejak: airmata di jemarimu, puisi adalah kandil yang bertahan tak padam, dihembus angin malam "bicaralah, biar sunyi yang akan mengkhidmati," ujar malam kepadamu, yang merasa asing sendiri. "aku ingin menulis sajak, tapi mengapa puisi tak datang padaku?" tanyamu. mungkin puisi enggan datang kepadamu, penyair yang gagal menangkap isyarat, tanda-tanda, yang berulang disampaikan. cerminmu terlalu berdebu Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

di Beranda

di beranda   kubaca tanda tanda tak ada yang perlu dikhawatirkan,   sesungguhnya karena cinta, cintamu semata yang selalu terjaga Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Doa

semoga yang kita lakukan membawa kebaikan bagi diri kita sendiri dan bagi semuanya. kebahagiaan, keselamatan, keberkahan hidup bagi kita semua. keikhlasan dan rasa bersyukur semoga hadir dalam kelapangan dada, menyingkirkan batu-batu kesombongan, kebencian, kedengkian dalam dada. "aku bertawakal kepadamu. sesungguhnya darimu segala mula, dan kepadamu segala akan kembali." Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Awas

Awas tukang kipas, serunya. Aku tak melihat seorang pun membawa kipas. Udara hujan. Dingin. Untuk apa kipas? Nanti masuk angin. Udara panas pun tak ada yang membawa kipas, gumamku, terlebih ini udaranya dingin. Lalu siapa yang tadi.berseru awas tukang kipas? Dia mengingatkan kipas yang semakin langka atau bagaimana? Dia mengingatkan orang tentang pembuat kipas, pengguna kipas atau penjual kipas. Ada pernah kudengar film karena tak pernah kutonton: kipas kipas cari angin. Mengapa angin dicari? Siapa yang menculik? (Kipas angin menderu. Di ruangan penuh rencana. Udara terasa demikian panas. Hujan menderas di luar). Bandung, 2016 Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB

Cinta Rahasia

tak ada yang perlu tahu  bagaimana cintaku padamu, biarlah hanya engkau yang tahu dengan kemahatahuanmu Bandung, 2016 Sila ditengok juga:   Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB