Skip to main content

SAJAK AKU MUNTAH MUNTAH SAMPAH



aku muntah-muntah mabuk sampah yang kutelan dengan lahap karena rasa lapar tak dapat kutahankan hingga demikian tamak rakus kutelan semua tanpa sisa dan aku muntah muntah keracunan kejang-kejang mendelik mataku berputar putar dunia berputar putar di mana amerika di mana inggris di mana australia di mana indonesia aku tak kutahu lagi selain bahasaku menjadi gelap menyimpan bahasa para skizo yang paranoid tak dapat menyeberang jalan karena lalu lintas demikian brengsek dan menakutkan bagi pejalan kaki dan memaki anjing babi monyet dan hingga jalan jalan berubah menjadi kebun binatang dan ruang konsultasi seks di mana klakson dibunyikan keraskeras menindas rasa nyeri dalam dada sendiri hingga aku muntah muntah menyampah kata-kata bersumpah serapah mengutuk muntahku sendiri!

Depok, 2002



Comments

Popular posts from this blog

Nanang Suryadi Baca Puisi di Setiap Senja

Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

DI PENGHUJUNG OKTOBER

hujan masih terus gemericik. senja kehilangan semburat cahaya. langit warna kelabu. apa kabar puisi? sia siakah penyair mengekalkan segala dalam kata. puisi menggigil di bawah gemericik hujan. langit yang kehilangan semburat cahaya. senja yang menyisakan warna kelabu. apa kabar penyair? apakah sia sia aku dituliskan. puisi menggigil menari di bawah gemericik hujan.