Skip to main content

Contoh Puisi Gang-gang Jakarta

BERULANG KALI AKU TERSESAT DI JALAN DAN GANGMU, JAKARTA!

jakarta tak menyambutku dengan ucapan selamat datang, selain dengan hardikan preman di 100 m dekat terminal pulogadung. mungkin aku teramat lugu, hingga diseretnya aku dan dimintanya membayar bedak yang dicoretkan di mukaku. bangsat!

kemarahanku meledak (mungkin tak pernah kau bayangkan bagaimana aku semarah itu). tapi rasa kasihan muncul juga, saat polisi memasukkan preman itu ke kamar tahanan.

berulang kali aku tersesat di jakarta. berputar-putar menaiki bis kota, bajaj, ojek, taksi, mikrolet. pengamen, pedagang asongan, peminta-minta, pemaksa (sambil membawa secarik kertas di tangan, dia berteriak: saya baru keluar dari penjara, daripada saya jadi perampok, berilah saya sedikit rezeki anda). ah jakarta, jakarta, aku tak pernah betah hidup di jakarta. jakarta bukan untuk seorang pengalah. jakarta milik para petarung!

selamat tinggal jakarta, karena aku bukan petarung. selamat tinggal!

2002



Comments

Popular posts from this blog

Aku Merindukanmu

aku merindukanmu, tapi jarak dan waktu mengurungku o mata, siapa simpan kesedihan di situ, dalam bening sedu sedan tertahan, dalam dada aku merindukanmu, kau harus percaya itu seperti kau tahu, yang merindu menunggu saat memburu tuju!

Nanang Suryadi Baca Puisi di Setiap Senja

Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi