sayapku patah, katamu, seperti mengulang kata-kata itu, serupa
gibran? tapi sepertinya aku bukan gibran dan kau bukan ziadeh yang saling
merindu, hingga waktu memisahkan, dengan pedangnya yang tajam
jika sayapmu patah, pastilah kau burung yang terbang tak henti, atau
karena pemburu memanah hingga luka, atau rahwana membantingmu, saat
penculikan itu, kau dengar jerit? perempuan di sebuah hutan
aku dengar ribuan burung jutaan burung beterbangan, menuju langit
hitam, mencari cahaya, suaranya mencericit, bikin ngilu, kaukah salah
satu? sebagai huruf-huruf attar
pernahkah kau sampai di perahu nuh, membawa daun, atau negeri balqis
atas perintah sulaiman? membawa kabar itu
sudah kau dengar suaranyakah, menyapamu, membakar dan melumatkanmu
menjadi abu, dan abadi
Comments
Post a Comment