Skip to main content

Surabaya, Di Atas Loteng Tiang Tanpa Bendera

aku mengeja tembok tembok yang kukuh angkuh. lampu lampu menyeringai dari sebuah kota. yang menyimpan deru dari masa lalu. merasuki diriku.

surabaya. surabaya. malam menelusur ke dalam kepalaku. merasuk ke dalam jiwaku. sejarah yang melepuh. di tiang bendera yang kosong.

1910 ditanda, bulan juni tepatnya. meneer mulai membuka hotel di soerabia.

meneer, aku menziarahimu di malam jumat ini. aku rasa engkau ada di atas balkon itu. tersenyum. oranye kesukaanmukah? cintamu, mungkin.

Surabaya 17 Februari 2011

Comments

Popular posts from this blog

Nanang Suryadi Baca Puisi di Setiap Senja

Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

DI PENGHUJUNG OKTOBER

hujan masih terus gemericik. senja kehilangan semburat cahaya. langit warna kelabu. apa kabar puisi? sia siakah penyair mengekalkan segala dalam kata. puisi menggigil di bawah gemericik hujan. langit yang kehilangan semburat cahaya. senja yang menyisakan warna kelabu. apa kabar penyair? apakah sia sia aku dituliskan. puisi menggigil menari di bawah gemericik hujan.