Skip to main content

Posts

Showing posts from December 22, 2010

MONOLOG MALAM BAGI ANANDA SUKARLAN

malam, masihkah piano itu berdenting? jemari menari menelusur riwayat rindu, cinta yang amat lekat, apa yang teralamat, padamu malam, masihkah tangan itu menari dengan ketukan yang demikian ritmis, seperti gerimis, membuatmu miris malam, kemana akan bergegas mimpi mimpi yang penuh irama, aroma kerinduan yang rona dan semerbak, di ruang ruang lengangmu ini malam, kenangan selalu datang tibatiba, serupa dejavu kau bawakan kata menyeru puisi malam, aku menyapamu seperti embun yang pelan pelan menjelma dalam hening, demikian bening, di kuntum bunga malam, biarlah engkau tetap diam, di puncak diam, berdiam puisi yang paling puisi, berdiam lagu yang paling lagu, berdiam musik yang paling musik malam, serupa bayang kematian, demikian dirindukan airmata? hapuslah dari matanya yang teramat indah malam, aku mendengar gemersik kertas, alunan suara, denting piano yang demikian pelan, denting gitar yang demikian parau, cercah perkusi yang mengiris hati. mungkin risau? malam, metafora yang gelap