- Get link
- Other Apps
Posts
Showing posts from January, 2003
Contoh Puisi Rindu Kepada Tuhan
- Get link
- Other Apps
Menderaslah! menderaslah menderas impian sebagai kenangan di sungai-sungai rinduku di laut gelombang hempas-hempas lelayar mengarah tuju hingga lunas segala pinta segala ujar ke dalam arung tak berbatas tepi. inilah derita yang ditawarkan lewati ambang hidup mati di sekarat maut sebagai gelisah mencari dan menemu. wajahmu! wajahmu! melindap-lindap dalam harap. buruan tatap. bayang menghilang bayang membayang kenang berdentang-dentang. di sunyi diri di hiruk pikuk hibuk diri sendiri. gemuruh dalam dada. debar di jejantung. mendegup-degup. menyeru seru. memanggilmu sepenuh rindu! 12 Januari 2003
Contoh Puisi Reformasi
- Get link
- Other Apps
KETIKA KAU SAKITI LAGI HATI KAMI Ketika para penggarong uang negara yang telah menghabiskan pundi-pundi lumbung anak negeri kau ampuni. Maka engkau telah menyakiti hati kami untuk kesekian kali. Tapi kau tak pernah menyadari. Kau sakiti lagi. Dan lagi. Dan lagi. “Kalian aku ampuni. Diucapkan terima kasih atas kesadaran untuk membayar hutang ke pundi-pundi lumbung anak negeri. Kalian memang pahlawan sejati. Tahu diri. Mengerti kesulitan negeri ini.” Tapi itu saja tak cukup. Kita harus membayar hutang kembali. Ke negeri para gergasi. Karena pundi-pundi lumbung anak negeri telah habis, di pesta pora tikus berdasi.Kau tak tahu lagi langkah untuk mengisi kembali. Lalu: naikkan harga! naikkan harga! “Tarif naik saudara-saudara! Jangan boroskan pemakaian listrik, telpon, dan minyak! Jadilah rakyat yang bijak. Prihatin akan keadaan negeri yang sedang kehabisan pundi-pundi…” Tapi, sungguhkah kau tahu: listrik, telpon dan minyak yang kau naikkan harganya, menjadi bola bilyard yang kau sodok, m
Kumpulan Puisi Untuk Kekasih
- Get link
- Other Apps
Kekasih! (1) Kekasih, tiba-tiba aku merasa hidupku sia-sia, sebagai pecundang yang lari dari medan perang, sembunyi dalam dengkur mimpi, berlari dari kemestian yang harus dihadapi (2) Kekasih, apa yang kucari di dunia ini? Karena engkaulah segala mula engkaulah segala tuju. Tapi aku terpelanting dalam goda dan rayu. Seperti moyangku dahulu! (3) Kekasih, demikian gaduh dalam dada dan kepalaku, ditabuh segala peristiwa ramai, hingga aku mengaduh. Menyeru namamu berulang kali. (4) Kekasih, aku demikian letih. Di mana cahaya matamu? (5) Kekasih, masihkah ada harap untuk menemu senyummu. Sedang terus berlari aku, dengan segala khianat dan pembohongan atas diri sendiri. Hendak menipu tatapmu, yang menusuk relung hati! (6) Kekasih, aku berlari dari kemelut dan maut. Sedang kutahu, di tangannya ada kunci pembuka pintu. Menemu dirimu. Tapi aku masih takut menemu cintaku. Menemu dirimu. Dengan segala malu pengkhianatan melulu. (7) Kekasih, kekasih, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku
Puisi Mencakar Wajahmu Dengan Kuku Jemarinya Yang Lentik
- Get link
- Other Apps
puisi yang diam-diam ingin kau tulis mencakar wajahmu. dengan kukunya yang tajam. dan kau menulisnya sebagai kepedihan. inilah puisi, katamu, sambil membayangkan kuku di jemarinya yang lentik. dan menyisakan perih di wajahmu. puisi yang kau kira sebagai kucing manis. berbulu lembut halus. ingin kau timang-timang dalam untaian kata di dalam sajak-sajak. yang ingin kau tulis di sebuah senja yang indah. saat matahari menyemburatkan warna jingga di langit. tapi tak kau tahu siapa puisi. karena kau terbius oleh mabuk kagum.dengan debar di dada. peperti debur perlahan gelombang di pantai-pantai landai berpasir putih gemerlap tertimpa cahaya. di pantai mimpimu. dengan harap untuk dapat mengetahui segala rahasianya. kelembutannya. sebagai kedamaian yang hadir dalam hatimu. sebagai ekstase yang menuntaskan segala birahi. membuat hidup jadi demikian gairah. menyala terang seterang purnama bulan. maka kau ingin mengabadikan puisi dalam huruf-huruf, kata-kata, frasa, kalimat, bait, sajak… seba
Kapak Merah Puisi Berdarah
- Get link
- Other Apps
diacung kapak digedor-gedor pintumu belah-belah kepalamu berdarahlah puisi berdarahlah dalam alir nadi tubuhku kata-kata dalam sumsum otakku "habisi saja masa lalu juga segala yang bernama dosa" lihatlah tari itu dalam genang, o, sang pemberontak, dalam tikam dalam dendam dalam kelam dalam geram "mampuslah! mampuslah! segala yang bernama kelemahan!" tak bermata hati hatimu membatubatu karena segala tegar adalah dirimukah segala pasti tak ada demikiankah "demikian, aku mencium darah puisi begitu harum rasanya"
Tak Sampai Engkau
- Get link
- Other Apps
:scb telah sampaikah engkau pada titik dimana rindu tak ada di mana puncak segala puncak tergapai. siapa paling besar di antara paling besar. engkaukah? mengekeh dalam luka tak sampai rindumu. cuma gerutu konyol dan kelakar liar. karena tak sampai pada rindu. tak sampai engkau. ah, kutahu, demikian pedih hatimu, dan teriak: pukimak! demikian, kau?
Sepanjang Jalan Indonesia
- Get link
- Other Apps
"sepanjang jalan indonesia, buku-buku terbakar, wartawan terbunuh, tentara terbunuh, mahasiswa terbunuh, orang-orang terbunuh, sia-sia" sia-sia? tak kau tahu siapa yang menurunkan siapa, siapa menaikan siapa. jangan macam-macam bicara. kambing hitam kau namanya. "sepanjang jalan indonesia, sepanjang sejarah hitam, sepanjang darah tercecer. catatkan namamu pada halaman-halaman yang terlipat..." siapa melipat? jangan bicara tanpa fakta. provokator kamu! "sepanjang jalan indonesia, dihadang kapak merah, dihadang preman politik, di hadang calo kekuasaan..." matamu! sini tak hajar! kamu tahu siapa di belakangku? hitung. berani ngomong lagi? aku bakar rumahmu. aku... prek! "sepanjang jalan indonesia, sepanjang sunyi, puisi-puisi sepi..." nah, begitu! baru puisi!
Contoh Puisi Doa Untuk Keselamatan Negara dan Bangsa
- Get link
- Other Apps
Contoh Puisi Keinginan Menulis Puisi Rindu
- Get link
- Other Apps
Ingin Kutulis Untukmu Ingin kutulis sajak untukmu. Mungkin ucap rindu. Tapi kekasihku, tak kutemukan kata itu. Kucari ia dalam buku-buku. Tak juga ketemu. Kurobek buku-buku. Kulempar semauku. Beri aku kata! Tak ada yang memberi kata itu. Tak ada yang memberi tahu di mana kata itu. Aku menjadi marah. Kuhancurkan rumah-rumah. Kuhancurkan segala yang ada. Beri aku kata! Kesunyian seperti biasanya, mencoba menghiburku. Tapi tak diserunya kata itu. Beri aku kata! Kubunuh kesunyian. Karena ia membisu. Tak tahu ku rindu. Beri aku kata! Demikialah kekasihku, tak kutemukan kata itu. Mungkin kau memang tak memerlukan juga kata itu.
Beri Aku Kesunyian
- Get link
- Other Apps
beri aku kesunyian, demikian bising udara, o, sorot matamu demikian nyala, siapa membakar dinding kota? seorang pecinta memimpi sunyi memimpi cintanya yang sunyi memimpi sunyinya sendiri memimpi mimpi berikan aku kesunyian, demikian pengap itu benci, o, sorot matamu demikian bakar, siapa menyalakan di dinding kota seorang pecinta memimpi embun memimpi embunnya yang sunyi memimpi sunyinya sendiri mengembun embun : beri aku kesunyian!
Siapa Sampai Pada Ucap
- Get link
- Other Apps
siapa menolak siapa siapa menerima siapa siapa mengaku siapa siapa mengiya siapa ah mengapa diterima segala bukan engkau ah mengapa ditolak engkau sesungguhnya gemetar tursina gemetar golgota gemetar hira kau maha rahasia kau maha rahasia siapa mengeja siapa siapa menafsir siapa siapa membaca siapa siapa merahasia siapa siapa mencanda siapa ah mengapa dicintacinta segala bukan engkau ah mengapa dibencibenci engkau sesungguhnya gemetar aku gemetar sampaikah ucap pada tolak segala yang bukan engkau sampaikah ucap pada terima: hanya engkau! sampaikah...
Negeri Impian
- Get link
- Other Apps
ambilah saja sayap ini, agar kau dapat terbang, jangan khawatir aku bukan pinokio si hidung panjang, seperti yang sering dalam anganmu. ambilah pater, ambilah. kau tak rindu allice. tak rindu hook, yang membuatmu semakin bergairah. dan kau tahu aku pun merindukanmu. kau ingat, aku bidadari bersayap. ambilah pater. ambilah. kita akan bernyayi lagi. menari lagi. berlari lagi. dari jebak hook dan kait besinya. kau bosan pater? dengan segala dongeng ini. kau ingin seperti aladin, ali baba, sinbad. baiklah jika itu maumu. tapi mengapa kau tak memilih saja menjadi raja di sebuah negara ketiga. kau akan sangat kaya. negara adalah milikmu. milikmu! mau? ah, kau ini, bagaimana sih pater. tak ada lagi kanak dalam benakmu. tak ada lagi fantasi. keingintahuan yang lugu. ah kau. aku ingat. pada episode pertama. saat kau dilahirkan. kau menjerit keras sekali. kau protes rupanya. dunia tak membuatmu nyaman rupanya. tak seperti dalam bungkus itu. begitu nyaman dan hangat dalam rahim ibum
Tak Perlu
- Get link
- Other Apps
tak perlu kau tuliskan namamu. ini tembok putih saja. tak terlalu putih sepertinya. karena mengelupas catnya dan menguning coklat hitam kena tempias hujan dan tempelan debu. tak perlu kau tulis namamu di situ. walau kau mungkin rindu diriku. atau kau ingin memaki. seperti ketika kau demikian kesal. Kepada penguasa bengal. tak perlu kau tulis namamu. tak perlu. tapi bolehlah. Kau tulis namaku. di situ. jika memang kau rindu diriku
Dongeng Burung
- Get link
- Other Apps
sayapku patah, katamu, seperti mengulang kata-kata itu, serupa gibran? tapi sepertinya aku bukan gibran dan kau bukan ziadeh yang saling merindu, hingga waktu memisahkan, dengan pedangnya yang tajam jika sayapmu patah, pastilah kau burung yang terbang tak henti, atau karena pemburu memanah hingga luka, atau rahwana membantingmu, saat penculikan itu, kau dengar jerit? perempuan di sebuah hutan aku dengar ribuan burung jutaan burung beterbangan, menuju langit hitam, mencari cahaya, suaranya mencericit, bikin ngilu, kaukah salah satu? sebagai huruf-huruf attar pernahkah kau sampai di perahu nuh, membawa daun, atau negeri balqis atas perintah sulaiman? membawa kabar itu sudah kau dengar suaranyakah, menyapamu, membakar dan melumatkanmu menjadi abu, dan abadi
Ada Apa Dengan Dunia Ini?
- Get link
- Other Apps
mungkin membuatmu gamang. tak memiliki pijakan. kau merasa dikutukserapahi eros, berjalan tersaruk, pintu menutup. kau merasa dikutuk, seperti sishipus menggelindingkan batu, tak henti. karena kau lelah, kau ingin menjadi penghuni gua, tidur panjang, serupa alkahfi? mungkin aku demikian konyol. mengajakmu kembali ke jalan tak berujung, sepi tak bertepi. membakarmu dengan api, membuatmu jadi arang atau abu. mengajakmu menari, seperti zarathustra, di tengah pasar, seperti orang gila, mengabarkan sesuatu yang mustahil, dan orang akan menuduh gila. karena bermimpi menjadi promotheus menyalakan api kesadaran... ada apa dengan dunia? "ada apa dengan diri kita!"
Cakram Matahari
- Get link
- Other Apps
Mengingat: Sutan Iwan Soekri Munaf aku berputar sebagai cakram berputar sebagai waktu berputar detik menit jam hari minggu bulan tahun windu abad jaman terbit di pagi tenggelam di senja rindu menggoda goda dalam kata frasa kalimat baris bait alinea wacana bab kisah kisah tua sebagai ephos pada tangan homeros diputar ingatan diputar kenangan sebagai gelisah menunggu di puncak rindu..
Tarian Zarathustra
- Get link
- Other Apps
seperti pijar, ingatan, kau menarikan derita manusia, di padang terbuka, musik letusan, begitu merdu, debu itu pakaianmu selalu, wajah bengis atau rintih pilu, pertaruhkan: inilah cinta itu sayangku, tikaman pada jantung, 35 butir peluru bersarang di tubuh, inilah darah, tarian purba, zarathustra, zarathustra.... mengapa disembunyikan wajahmu? dalam senyum, sedang hunus di tanganmu siap tikam menikam. lunaskan segera. lunaskan! seekor gagak berekor gagak, berjuta burung nazar berkaok-kaok, mengendus-ngendus, bau dari tanganmu. sayap hitam. paruh tajam. mencucuk-cucuk daging... ah, derita manusia...derita manusia...
Contoh Puisi Kerinduan
- Get link
- Other Apps
Gelombang Pasang rinduku menderu sebagai gelombang bergulung gulung ke pantaimu dengan gairah yang tak habis habis membandang bandang membanjir banjir membuncahruah tak henti henti mencium melumat karang dengan cinta cintaku detik harus berhenti saat ini juga aku rindu pantai aku rindu memeluk aku rindu pasir pasir aku rindu tubuhmu aku rindu!
Sajak Ulang Tahun
- Get link
- Other Apps
23:26:54 7/07/2002 Ada yang ingin menerbangkan pikirannya seperti ilalang yang ditiup angin. Pada usia yang berangkat dengan segala sia-sia dan putus asa. Ada engkau yang menjenguk dengan dada berdebar dari balik jendela. Menunggu jam berdenting. Tepat di titik nol. Dia datang dengan selimut kabut. Dan cucuran embun dari matanya demikian deras menyapamu. Malam itu..
Negeri Cinta
- Get link
- Other Apps
akulah negeri yang kau cari detik demi detik dalam kata kata meneulusup ke dalam relung dada menelusup lewat tatap matamu yang rindu bicara agar cinta tak habis agar gairah tak habis agar mimpi mimpi tak habis agar tak darah matahari menangis agar tak pedih dipanggang api abadi agar laksana mimpimu!
Syair Ulang Tahun
- Get link
- Other Apps
23:31:25 7/07/2002 Demikian engkau kabarkan luka. Sebagai halaman yang membuka. Ingin diterjemahkan silam. Sorot mata. Lenyap di titik hitam. Sedikit lagi. Sedikit lagi. Di tikungan. Belokan. Sebaris usia mengucapkan salam bagi upacaranya sendiri. Sampai di mana tapak dijejaki. Sedikit lagi. Hingga...
Puisi Untuk sihar ramses“ucok” simatupang
- Get link
- Other Apps
10:46:35 7/08/2002 : sihar ramses“ucok” simatupang Kau ingat saat kau lambaikan tanganmu. Di hujan yang menyimpan resah. Sebagai geletar tak terucap. Membasah pelupuk mataku. Tapi masih coba kusampai senyum. Untukmu. Dari beranda. Untukmu. Yang melambai. Di rinai hujan. Membasah rambutmu. Masih kau ingat? Sebaris kenangan. Mungkin demikian fana. Tapi masih coba kukekalkan segala yang fana. Walau....
mengingat: Ompie Heriansyah Latief
- Get link
- Other Apps
10:32:29 7/08/2002 mengingat: Ompie Heriansyah Latief Kau kabarkankan musim panas di negeri utara yang menyimpan rindu. Matahari sampai di jauh malam. Sebagai mimpi di tidurku. Demikian fana. Kecup di keningku. Dongeng yang tak habis dibaca hingga halaman terakhir. Hingga dalam mimpiku seekor kodok melompat. Ke danau yang tenang. Simpan cahaya bulan. Memantul. Antara bunga teratai. Dan wajahmu. Ada..
mengingat: laila dan saman
- Get link
- Other Apps
11:14:26 7/08/2002 mengingat: laila dan saman Kularungkan saja bayangan. Tak ada engkau sampai di sini. New York yang sedih. September. Tak kutulis lagi baris-baris mengingatmu: Danau di tengah taman. Sepasang angsa. Kasmaran. Di negeri utara. Seorang menanti. Tapi kau tak datang. Di taman ini. Karena...
Akulah puisi. Kudatangi Paz di malamnya yang ringkih
- Get link
- Other Apps
11:37:56 7/08/2002 Akulah puisi. Kudatangi Paz di malamnya yang ringkih. Kumabukkan ia dengan kata. Hingga dadanya ingin meledak. Saat kuucap selamat malam di pagi yang sebentar kan tumbuh. Ditulisnya aku dengan bahagia: kata, frasa, kalimat, alinea. Bahkan katanya, aku mesti ada, jika ia tak lahir ke dunia. Akulah puisi. Di matanya kuberi cahaya. Seperti...
Demikianlah Sunyi
- Get link
- Other Apps
Buat : TS Pinang dihembus sunyi bersama nafasmu, o pejalan sendiri. menembangkan suluk kerinduan pesisir pada hamparan sawah-sawah: bulir-bulir padi yang penuh padat merunduk tunduk. kusampaikan salam hangat angin garam dari lautan. seasin airmata. seasin airmata. dihembus sunyi bersama nafasmu, o pejalan sendiri. menembangkan suluk kerinduan pesisir pada puncak merapi: o asap yang mengepul dari mulutmu, seperti kurasa gelegak di dasar bumi. kusampaikan hangat angin gelombang lautan. seamuk mimpimu. seamuk mimpimu. di sebalik sunyi, sehuruf puisi menari sendiri. menemu kenangan kembali. Depok, 28 Agustus 2002
Kuhadapkan Wajahku
- Get link
- Other Apps
Kuhadapkan wajahku barat timur utara selatan tenggara baratlaut timurlaut baratdaya coklattanah birulangit. Menghadapmu. O wajah yang dirindu. Dalam ingat yang lamat. Sebagai seru: kami bersaksi. O yang satu. O tempat segala mula. O tempat segala kembali. Tapi jarak juga waktu. Membentang. Berliku jalan. Menemu engkau kembali. Menemu senyummu kembali. Kuhadapkan wajahku barat timur utara selatan tenggara baratlaut timurlaut baratdaya coklattanah birulangit. Merindu. Tatapmu.
Engkaukah
- Get link
- Other Apps
Engkaukah yang suatu ketika mengajakku. Terbang ke langit. Hingga daging menjerit. Karena ia mencintai dunia. Walau fana. Engkaukah yang suatu ketika mengajakku. Telusuri lorong waktu. Ruang tak terhingga batasnya. Hingga daging tersayat. Melepuh di pucuk api. Engkaukah yang suatu ketika mengajakku. Dalam gigil doa. Menjelang pagi. Melecutku berulangkali. Depok, 11 September 2002
INGATAN DARI MASA LALU
- Get link
- Other Apps
Aku pernah mencintaimu. Kau tahu. Aku pernah sungguh merindu dirimu. Kau tahu. Di baris sajak. mengekal dongeng airmata. Derita dan bahagia. Sebagai peta yang kuberi tanda. Di mana aku berada. Dalam kerling matamu. Di baris alismu. Di lengkung senyummu. Sepenuh cinta. Setulus doa. Di gelincir mimpi-mimpi. Mengembun di hijau subuh. Terbubuh namamu. Terbubuh di tugu waktu. Dari masa lalu. Ingatanku. Depok, 2002
SEORANG YANG MENYIMPAN KISAHNYA SENDIRI
- Get link
- Other Apps
Ada yang menyimpan kisahnya sendiri. Di derai daun-daun jatuh. Sebuah taman kota. Dingin angin memagut. Gerimis menyapa. Sesorot mata yang jauh. Ke silam yang riuh. Di dada sendiri. Di ingatan sendiri. Tapi mata adalah jendela. Kutemu engkau menangis. Sendiri. Di sudut lampau. Mengekal bayang. Mengekal ingatan. Di baris sajak. Segores luka menyimpan jejak. Dirimu. Depok, 2002
BATU AIRMATA
- Get link
- Other Apps
buat: jdr Di puncak diam. Di perih rindu. Mendebar-debar jejantung. Batu menangis. Di sela-sela sunyi sendiri. Tangis sebagai gerimis. Engkau menyapaku. Sampaikan salam pada penghujung hari. Airmata mencurah dalam rindu. Tapi beku dalam waktu. Dunia demikian dikhawatirkanmu. Sebagai haru tersampai. Ingin gapai. Mimpi tak usai. Menderai ingatan diterpa angin lalu. Lelambai tangis batu. Ditempa waktu. Sebagai gerimis. Engkau menyapaku. Depok, 2002
Contoh Puisi Kepedihan Karena Cinta
- Get link
- Other Apps
SENGKALA :ang demikian parau. suara. dari redam kepedihan. berhamburan segala mimpi buruk. jerit sakit. serupa paranoid. ditiup sengkala. ingin kabarkan bayang kematian bayang-bayang kenang. suaranya menusuk tusuk dada. menusuk tusuk hingga leleh airmata. menusuk tusuk hingga pecah gendang telinga. di upacara hitam bunga kamboja.
MEMBURU CAKRAWALA
- Get link
- Other Apps
:sb sebagai deru memburu cakrawala. cintamu. melesatkan huruf-huruf ke udara. hingga sampai berita pada nama. ditatah kata demi kata hingga kukuh. tak luruh menjadi airmata. sebagai deru. memburu cakrawala. mimpimu. menerbangkan huruf-huruf ke angkasa. hingga sampai saat pada alamat. ditatah kalimat demi kalimat hingga kekal riwayat. pada cakrawala senyumnya.
NARASI MAWAR
- Get link
- Other Apps
serindu-rindu mawar menanti harumnya menebar tebar menunggu tunggu kabar tersampai. “sioux, kutunggu beritamu.” serindu-rindu mawar ingin dikalung cinta pada leher menutup dada bidang dagu biru. “sioux, acung kapak dengan berani” serindu-rindu mawar ingin terbang menemu yang dirindu. menemu tatapmu “sioux, di altar persembahan darah perawan akan menetes” ( kelopak bunga di sela-sela rambutmu)
PUDAR BINTANG
- Get link
- Other Apps
tapi engkau bukan lagi bintang yang terang bercahaya. engkau demikian lindap. di harap yang merapuh. di dada lelaki. tak ditemukan binar cahaya. dari mata yang menyimpan rahasia sendiri. jejak tak terpeta. di dadamu. sebagai galau di lubang hitam. telah redup bintang. pudar. tersedot ke kelam tak berkesudahan.
Popular posts from this blog
Aku Merindukanmu
Nanang Suryadi Baca Puisi di Setiap Senja
Link Arsip Puisi Nanang Suryadi
Link Arsip Puisi Nanang Suryadi Apa yang Kau Pikirkan, Katamu Blog Sastra Indonesia Bulan Menari antara Ada dan Tiada Candu Kata-Kata Ijinkan Ayah Menangis Saat Ini Kita Berdua Saja Saling Membaca Tanda Kumpulan Puisi Terbaru 2013 Lalu Engkau Menyusun Kata Khianat Menelusur Malam, Menembus Temaram Nasi Goreng Rambut Memutih Rumah-Rumah di Atas Gunung Serabi Jalan Margonda Sketsa Suasana Tentang Mimpi Penyair yang Tak Segera Ingin Tidur UGD Tengah Malam Untuk Arya Mada Hastasurya ada yang kuingat dari segelas kopi apa yang harus aku kabarkan padamu? di Reruntuhan Keraton setiap pagi, arya lihat burung burung bernyanyi ADA YANG INGIN MELUPAKAN MEI YANG GADUH Aku Adalah Airmata Aku Tahu Engkau Demikian Pencemburu Antologi Puisi Kenangan Apa yang Kau Pikirkan, Katamu BANDARA TAIPE BIARLAH MIMPI MIMPI MENJELMA Buku Kumpulan Puisi Buku Kumpulan Puisi Derai Hujan Tak Lerai Karya Nanang Suryadi Buku Kumpulan Puisi Yang Merindu Yang Mencinta Karya Nanang Suryadi Bulan Menari antara Ada dan
Archive
Archive
-
-
-
- PUDAR BINTANG
- NARASI MAWAR
- MEMBURU CAKRAWALA
- Contoh Puisi Kepedihan Karena Cinta
- KESABARAN WAKTU MENUNGGU
- Menerka Diam
- GARIS GRAFIS
- BATU AIRMATA
- MATA KANAK ITU
- SEORANG YANG MENYIMPAN KISAHNYA SENDIRI
- INGATAN DARI MASA LALU
- Nama Yang Diterbangkan Dari Puncak Menara
- Engkaukah
- Kuhadapkan Wajahku
- Mungkin Aku Mabuk Arak Cintanya
- Sketsa Senja
- Demikianlah Sunyi
- buat: emry situmorang
- Contoh Puisi Kwatrin
- Akulah puisi. Kudatangi Paz di malamnya yang ringkih
- mengingat: oka “‘tarian bumi” rusmini
- mengingat: laila dan saman
- mengingat: Ompie Heriansyah Latief
- Puisi Untuk sihar ramses“ucok” simatupang
- Syair Ulang Tahun
- Puisi Renungan Ulang Rahun
- Negeri Cinta
- Sajak Ulang Tahun
- Contoh Puisi Kerinduan
- Tarian Zarathustra
- Cakram Matahari
- Ada Apa Dengan Dunia Ini?
- Dongeng Burung
- Berulang Kueja Nama
- Aku Bergelayut Di Tali
- Serahasia Danau
- Tak Perlu
- Aku Takut
- Air Mata Yang Meluncur Dari Tawa
- Langkah
- Negeri Impian
- Hendak
- Selamat Pagi Indonesia
- Siapa Sampai Pada Ucap
- Beri Aku Kesunyian
- Contoh Puisi Keinginan Menulis Puisi Rindu
- Contoh Puisi Doa Untuk Keselamatan Negara dan Bangsa
- Sepanjang Jalan Indonesia
- Tak Sampai Engkau
- Kapak Merah Puisi Berdarah
-
-
Labels
Labels
- blog
- blog puisi
- Blog Sastra
- Blog Sastra Indonesia
- budaya
- buku
- Buku Kumpulan Puisi
- Buku Puisi
- Cerita
- Chairil Anwar
- cinta
- Cinta anak
- Cinta istri
- Cinta Tuhan
- Cointoh Puisi
- Contoh Puisi
- Contoh Puisi Bagus
- cybersastra
- debu
- Diam
- doa keselamatan
- Dongeng
- Ebook Puisi
- emosi
- Enak
- Esai Sastra
- galau
- generasi muda
- goenawan mohamad
- google plus
- harapan
- Hasan Aspahani
- hujan
- indonesia
- ingatan
- Jakarta
- jalan
- kahlil giran
- Kekasih
- Keluarga
- kenangan
- kepribadian
- Keren
- kesunyian
- ketuhanan
- keywords
- kota
- kritik
- Kritik Sosial
- kumpulan puisi
- Kumpulan puisi cinta
- kumpulan puisi kenangan
- kumpulan puisi merindu
- Kumpulan Puisi Nanang Suryadi
- kumpulan puisi religius
- kumpulan puisi sunyi
- Kumpulan Puisi Terbaik
- Kumpulan Puisi Untuk Sahabat
- Kumpulan Sajak
- Kumpulan Sajak Cinta
- Kumpulan Syair
- kwatrin
- langit
- Makanan
- malam
- manusia
- masyarakat
- Nanang Suryadi
- negara
- orkestra ananda sukarlan
- pamflet
- parodi
- Pasaridea
- Patah Hati
- pedih
- Penyair
- polemik
- politik
- Portal Sastra
- Portal Sastra Indonesia
- psikologi
- Puiai
- puis
- Puis Sahabat
- puisi
- puisi 2012
- puisi 2013
- puisi akhir tahun
- Puisi Bagus
- puisi baru dan lama
- puisi berisi cinta
- puisi berjudul cinta
- puisi bertema cinta
- Puisi Chairil Anwar
- Puisi Cinta
- Puisi Cinta Kita
- puisi cinta romantis
- Puisi Contoh
- puisi diam-diam
- Puisi Dunia Malam
- puisi fisika
- puisi Indonesia
- Puisi Jakarta
- puisi kangen
- puisi kehidupan
- puisi kematian
- puisi kenangan
- puisi kesepian
- puisi kimia
- Puisi Konsumen
- Puisi kontemporer
- Puisi Kota
- puisi langit biru
- Puisi Lawas
- puisi malam
- puisi matematika
- Puisi mutakhir
- puisi negeri
- puisi pajak
- puisi pemberontakan
- puisi penantian
- puisi perjalanan cinta
- puisi perjalanan hidup
- puisi perjuangan
- puisi persahabatan
- puisi personifikasi
- puisi protes
- puisi religi
- puisi rindu
- puisi sains
- puisi science
- Puisi Sepi
- puisi sosial
- puisi sunyi
- Puisi Sunyi Malam
- puisi tahun baru
- Puisi tentang cinta
- Puisi Terbaik
- Puisi Terkini
- Puisi Untuk Kekasih
- puisi untuk sahabat baik
- reformasi
- reformasi 1998
- religi
- religius
- Rindu
- romantis
- Ruang Puisi
- sahabat
- Sahabat Kota
- Sahabat Puisi
- sajak
- Sajak anak
- sajak cinta
- sajak kota pontianak
- Sajak Nanang Suryadi
- sajak negeri
- sajak pajak
- sajak psikologi
- sajak rindu
- sajak tentang sajak
- Sangat Bagus
- satire
- sedih
- sejarah
- Sejuta Puisi
- Senja di pelabuhan kecil
- skizo
- sosial
- Sri Ajati
- sunyi
- surabaya
- Syair
- Syair Cinta
- Syair Malam
- tentang puisi
- Terbaik
- Terhebat
- ub
- Video Baca Puisi
- wisata
- wisata alam