Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Contoh Puisi Puisi Yang Sepi

HITAM BAYANG Kota dan bayang bayang melaju menderu ke arah tak tentu Mimpi digariskan dalam tidur panjang Terbunuhlah kanak oleh jemari kutuk Ditikam dengan bengis ke dalam lubuk jantungnya Karena nyeri kehidupan O, berlepasanlah segala riwayat Dari kehendak Diserukan gemuruh diserukan deru Manusia yang kehilangan Mencampakkan engkau ke dalam parit-parit Lubang kelamin Tegang kelamin Di kelangkang waktu Hingga bertumbuhan ilusi dalam rahim imaji menggeliatkan janin kalimat Detak jantungnya adalah hentak tak jelas Demikian lamat menyeru kehidupan atau sekarat kematian HANYA ENGKAU jerit lindap dari kedalaman jiwa yang kosong menyeru meminta jawab rahasia nyeri di mana akhir di mana ujung derita tak bertepi tak tergapai daratan pantai di mana engkau menanti dengan senyum dengan peluk cium o dekaplah aku ayun ambinglah dalam perahu cintamu biar kukayuh biar simbah segala napsu biar punah segala syahwat lebur dalam cahaya cintamu yang gelombang arusnya menenggelamkan ke dalam hakikat ke

Contoh Sajak Rindu kepada Tuhan

Di Saat Aku Merinduimu Genta waktu yang kau bunyikan Dentingnya sampai di sini Di penghujung hari Saat ku merinduimu Apa yang ingin kau kabarkan? Di kelebat saat yang fana Engkau demikian abadi Dalam ingatanku Sejak kau hembus Tak pupus Hingga kini Hingga gigilku sendiri Merinduimu Di lelangit harap dan mimpi Kutatap Juntaian takdir Leliku Jalan-jalan bercabang Sampaikah aku Menujumu? Di hariba Cintamu

Puisi untuk Sahabat Afrizal Malna

Ada Orang Mati, Malna orang orang menyimpan asap. di jalan raya indonesia. malna, dimana bahasa. dimana kuasa. dimana identitas. ada yang mati malna. ada. bahasa ada yang mati malna. orang-orang berbaju hitam. bahasa telah disalahpahami. juga cinta. seperti anjing menggonggong. malam itu. jam patah. ada orang mati, malna. ada orang mati. jam sudah berangkat. ada pringadi yang rindu kamu. menulis dari tubuh. modernitas yang mati, malna. Malang, 2011

Sunyi Sebenar Sunyi Meliputinya

sunyi sebenar sunyi meliputinya. sunyi yang ingin dinikmatinya sendiri. jangan kau ganggu. hingga pertapa menemu. masuk telinga ruci. tak ada kepastian baginya. hanya dirinya sendiri. bertarung dengan gelombang. pemikirannya sendiri. lautan api di kepalanya.

Blog Puisi Cinta Kita

Blog Puisi Cinta Kita dalam beberapa hari terkahir sudah saya update. Blog Puisi berdua Nanang Suryadi dan Kunthi Hastorini ini diganti judulnya agar sama dengan url: puisicintakita.blogspot.com . Puisi-puisi dalam blog Puisi Cinta Kita ini ternyata banyak yang menyalin, tapi sayangnya blog-blog tersebut tidak mencantumkan link sumber pengutipan. Tapi biarlah, semoga isi dari blog Puisi Cinta Kita bisa bermanfaat bagi banyak orang. O ya, dengan keyword: "Puisi Indonesia Mutakhir" , "Puisi Indonesia Kontemporer" dan "Puisi Indonesia Terkini" dalam beberapa hari terakhir blog ini sudah bisa masuk halaman satu google. Semoga anda bisa menemukan puisi-puisi di blog PUISI ini melalui keyword-keyword tadi. Sila blog walking :D Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

Kumpulan Puisi Cinta

Kumpulan Puisi Cinta   Blog puisi nanangsuryadi.blogspot.com bisa dikatakan sebagai blog Kumpulan Puisi Cinta . Dalam blog ini terdapat banyak puisi-puisi cinta. Selain merupakan kumpulan puisi cinta , blog ini juga menampilkan kumpulan puisi sunyi, kumpulan puisi sosial politik , kumpulan puisi religius . Sila langsung kunjungi di menu, dan temukan kumpulan-kumpulan puisi yang anda inginkan, yang benar-benar puisi . :) Semoga anda bisa menikmati Kumpulan Puisi Cinta di blog ini. Beberapa contoh PUISI CINTA di blog ini: http://nanangsuryadi.blogspot.com/2012/01/kumpulan-puisi-cinta-dan-kesedihan.html http://nanangsuryadi.blogspot.com/2011/03/cinta-yang-tak-pernah-putus-asa.html http://nanangsuryadi.blogspot.com/2011/03/cinta-yang-menaklukkan-segala-aniaya.html Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan SAJAK-SAJAK NANANG SURYADI ORANG ORANG YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA PADA TEMARAM PERTARUHAN DIMAINKAN di sudut sebuah pasar malam, bayangan tentang las vegas, macao, dan crown melintas-lintas dalam benakku, seorang perempuan tua meraup coin dari alas penuh nomer, pada temaram pertaruhan dimainkan, nasib baik atau buruk penjudi kelas teri di pojok yang lain, gambar ikan dan udang yang ditebak menyimbolkan apa? selain penasaran yang minta dilunaskan, karena kekalahan menikam ulu hati, memakilah, karena tiada mampu berbuat apa melihat segalanya terjadi: upeti diselinapkan pada tangan siapa. namun adakah yang peduli, karena pertaruhan terus dimainkan. hidup dan mati di meja kehidupan. (sepertinya malam telah begitu larut, dalam benak kita menari-nari dursasana dan sengkuni yang menang dadu. adakah kita pandawa yang terusir ke hutan belantara?) Malang, 1997 KINCIR DIAM SEBUAH PASAR MALAM pada loket pasar malam tertulis: tutup, sampai ketemu

Kumpulan Puisi Orang Yang Merenung dan Perenungan

Kumpulan Puisi sajak-sajak: nanang suryadi ORANG YANG MERENUNG   PRIBADI YANG TERBELAH bercakap sebagai karib yang selalu menghinakan satu sama lain melecehkan, bertempur dalam ruang dan waktu: diri! ada berapa kepribadian yang hadir pada dirimu? bertolak belakang paradoksal atau saling melengkapi sebagai harmoni sekular atau tak dikotomis atau bukan engkau hadir mencoba untuk tidak goyah, utuh mengatakan pada dunia tapi tak bisa senantiasa ada dialektik senantiasa ada keinginan-keinginan manusia yang tak terpadamkan , sepertinya..... Malang, 7 Juni 1997 ORANG YANG MERENUNG buat: cak zen tanda yang membayang pada bola mata adalah dunia berputaran dalam benak kepala terbacalah kegundahan manusia merenungkan kehidupan sebagai cerita tiada habis-habisnya seperti juga ayat yang terbuka untuk ditafsirkan alam mengajarkan rahasia-rahasia sebagai tanda-tanda terbacakah juga di situ segala jawaban? orang yang merenung membaca tanda-tanda mencoba menyibak rahasia tak usai juga Malang, 02 Agustu

Kumpulan Puisi (Sajak) Negeri Yang Menangis

Kumpulan Puisi Sosial  Sajak-sajak Nanang Suryadi NeGErI YaNG MeNAngIs ALDORA MELUKIS KOTA (1) aldora melukis kota, jemarinya memulas cat hitam dan merah pada kanvas yang lusuh,  ada kegusaran yang memusar, pada wajah   "mengapa rusuh juga yang membakar kota-kota?" kau mau minum kopi aldora? atau sebatang rokok mungkin bisa hilangkan pening dalam kepala aldora melukis kota, juga manusia tak jelas wajahnya merah hitam dipulasnya, dicampur baur, mungkin sebentuk luka tanganmu kotor, aldora jemari halus dan kuku putih tak berupa :mengapa luka? "mengapa bukan cinta!" ALDORA MELUKIS KOTA (2) aldora melukis kota. dengan jemarinya ia guratkan kota yang telah berubah. wajah-wajah manusia yang muram. "berapa banyak rumah yang harus ditumbangkan, dora? berapa sawah berubah menjelma rumah mewah?" kau tak menjawabnya dengan kata-kata. karena apa? (takutkah engkau untuk mengatakannya dengan mulutmu?) aldora melukis kota. warna-warna memar tumpah ruah di kanvas. meledak

Kumpulan Puisi (Sajak) Religius

Kumpulan Puisi  SAJAK-SAJAK RELIGIUS Karya: Nanang Suryadi IN MEMORIUM melambaikan senja padamu. bersama air mata yang terasa asin di bibir. mata yang berkaca. melewati jendela menatap kematian dengan begitu bersahaja. amboi, langkah ini hendak menuju ke mana. selain menjejak pada kemungkinan hari-hari penuh kegelisahan, kehampaan dan kesunyian diri sendiri. meraba kegelapan yang melumuri isi kepala. kereta warna hitam yang kau sorongkan melewati pelataran. yang begitu lengang. tawarkan sebuah kenangan di masa lalu. ketika kehidupan baru di hembuskan ke dalam dadamu... bikin perjanjian untuk kembali pada asal mulamu, anak manusia. sepertinya tak ada yang patut ditangiskan. selain mengaca pada hari yang penuh warna dan cerita penuh deru di masa lalu. (Tuhan, aku hantarkan doa melewati senja ini) AKU YANG MERINDU, SIAPA TAHU? serupa lonceng berdentang di tangan poe, atau yono wardito ia menarik-narik tangan kakiku hendak menari. hendak menari mungkin ia semacam kerinduan begitu asing, me

Kumpulan Puisi Sunyi

Kumpulan Puisi Sunyi Puisi-puisi Nanang Suryadi OraNg SeNdiRi   REPORTOAR BUKU HARIAN telah berapa kesah yang tertumpah. tinta merah atau hitam. dalam hidupmu yang bercerita apa. selain cinta yang sukar dipahami. dan juga hidup penuh gelisah yang memburu. karena peristiwa demi peristiwa menjelma di depan mata. tak perlu teori, katamu pasti. ah, mana lagi yang pasti buatmu. segalanya kau ragui. bahkan dirimu sendiri. kau tak percaya dirimu sendiri ada. menjalani hidup dan berjalan di muka bumi. katamu: "siapa bilang bumi bulat? tidakkah ia kotak, kerucut, prisma atau benjol-benjol?" cilegon, 1997 KESUNYIAN MILIK PENYAIR sepertinya, hanya mimpi yang kusimpan di sini dalam benak yang selalu bertanya adakah aku sebagai ilalang? bergoyang tertiup angin semilir atau tertidur rebah memeluk bumi yang kucinta ketika angin prahara tiba adakah aku sebagai angin? bergerak ke segala arah menghamburkan cerita pada bumi dan cakrawala berjuta serpihan tanya kuhamburkan ke cakrawala jatuh ke

Kumpulan Puisi: AIR MATA IBU

Kumpulan Puisi: AIR MATA IBU Puisi-Puisi Nanang Suryadi   NISBI yang terdiam pada tanya, adalah bayang-bayang menyusut pada kabut, hempas angin pada pintu dan kirai, alis lengkung rambut terurai mata meredup setelah nanar dalam sasar, jemari ditekuk dieratkan, hendak menatap langit cuma detak menetak: sebuah kesunyian! malang, 1999  MENARILAH BAYANG-BAYANG aku ingin merenggutmu dari masa lalu, dengan senyum gemintang, goda sepiku coba katakan pada lengkung langit wajah siapa tertatah mungkin kerinduan atau kepak burung yang terbang ke utara mulailah menari dengan gaun warna-warni paras binar mata menikam ke dalam dadaku! malang, 1999 SENYUM sebuah senyum, sorot mata, berulang mengeja: kehidupan begitu bengisnya mengapa benci, bukan cinta, katamu bertanya arelia, arelia udara begitu bertuba, kita asing berdua dan dunia? ia tertawa malang, 1999 MENGENANG KANAK "sakadang kuya akhirnya dikawinkan dengan puteri petani," kata abah wonderland, dreamland... kupu-kupu kecil, bidadari