- Get link
- Other Apps
Posts
Showing posts from December, 2007
Wahai Cinta Inilah Nyeri Merindu Wajahmu!
- Get link
- Other Apps
kuhadapkan wajahku barat timur utara selatan tenggara barat laut timur laut barat daya coklat tanah biru langit menghadapmu o wajah yang dirindu dalam ingat yang lamat sebagai seru kami bersaksi o yang satu tempat segala mula tempat segala kembali tapi jarak juga waktu membentang berliku jalan menemu engkau kembali menemu senyummu kembali kuhadapkan wajahku barat timur utara selatan tenggara baratlaut timur laut barat daya coklat tanah biru langit merindu tatapmu
kekasih tiba-tiba aku merasa hidupku sia-sia sebagai pecundang yang lari dari medan perang sembunyi dalam dengkur mimpi berlari dari kemestian yang harus dihadapi apa yang kucari di dunia ini karena engkaulah segala mula engkaulah segala tuju tapi aku terpelanting dalam goda dan rayu seperti moyangku dahulu demikian gaduh dalam dada dan kepalaku ditabuh segala peristiwa ramai hingga aku mengaduh menyeru namamu berulang kali aku demikian letih di mana cahaya matamu masihkah ada harap untuk menemu senyummu sedang terus berlari a…
kekasih tiba-tiba aku merasa hidupku sia-sia sebagai pecundang yang lari dari medan perang sembunyi dalam dengkur mimpi berlari dari kemestian yang harus dihadapi apa yang kucari di dunia ini karena engkaulah segala mula engkaulah segala tuju tapi aku terpelanting dalam goda dan rayu seperti moyangku dahulu demikian gaduh dalam dada dan kepalaku ditabuh segala peristiwa ramai hingga aku mengaduh menyeru namamu berulang kali aku demikian letih di mana cahaya matamu masihkah ada harap untuk menemu senyummu sedang terus berlari a…
ORANG-ORANG YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA
- Get link
- Other Apps
Dia, seorang anak muda yang tak mau disebut namanya, mencoba mempertanyakan hal-hal yang selama ini telah mapan, mungkin dapat disebut juga sebagai orang yang antikemapanan. Adakah telah merasuk dalam benak kepalanya apa yang disebut orang sebagai dekunstruksi (sebuah ajaran dalam wacana postmodernisme) dan ia latah ikut-ikutan melakukannya?
Sepertinya tidak, jika disebut latah ikut-ikutan, ia adalah orang yang mencoba sadar terhadap pilihan-pilihan hidupnya. Salah satu yang paling disukainya, dalam perjalanan hidupnya selama ini, adalah menelaah sejarah. Baginya kesadaran terhadap sejarah harus dimiliki, agar tak terjadi kesalahan-kesalahan yang menimpa umat manusia pada masa lalu tidak terjadi lagi pada masa sekarang atau masa mendatang.
Sebagai seorang anak yang dilahirkan pada masa orde baru, dia tidak mengalami hiruk pikuk pergelutan politik yang sering diceritakan oleh orang-orang tua serta buku-buku yang wajib dibacanya di sekolah menengah atau pada penataran-penataran. Kata oran…
Sepertinya tidak, jika disebut latah ikut-ikutan, ia adalah orang yang mencoba sadar terhadap pilihan-pilihan hidupnya. Salah satu yang paling disukainya, dalam perjalanan hidupnya selama ini, adalah menelaah sejarah. Baginya kesadaran terhadap sejarah harus dimiliki, agar tak terjadi kesalahan-kesalahan yang menimpa umat manusia pada masa lalu tidak terjadi lagi pada masa sekarang atau masa mendatang.
Sebagai seorang anak yang dilahirkan pada masa orde baru, dia tidak mengalami hiruk pikuk pergelutan politik yang sering diceritakan oleh orang-orang tua serta buku-buku yang wajib dibacanya di sekolah menengah atau pada penataran-penataran. Kata oran…
Hujan Sore Hari
- Get link
- Other Apps
Hujan yang turun sore hari, selalu mengingatkan aku padamu. Kau ingat tiktiknya bersama desau angin, demikian gaib, menghantarkan kita ke batas hari demikian cepat. Ah, aku tahu engkau kan segera mengatakan bahwa aku sangat tergila-gila kepada selarik puisi patah hati yang ditulis si mata merah itu: gerimis mempercepat kelam. Memang, senja tak seperti biasanya jika hujan turun sore seperti ini. Matahari di hari yang cerah jika senja akan membiaskan jingga di langit, mungkin bukan jingga, mungkin kuning keemasan. Seperti gambar di kartu pos yang kau kirimkan suatu ketika: langit di saat senja, matahari yang segera tenggelam, laut dan bayang perahu-perahu layar.
Pernah suatu ketika, seorang temanku menuliskan dalam sebuah suratnya bahwa ia memotong senja untuk kekasihnya yang bernama Alina. Tapi, mungkinkah sebuah senja dipotong dan dikirimkan kepada seseorang seperti kartu pos yang kau kirimkan saat itu?
Aku tahu engkau akan mengatakan bahwa segalanya adalah mungkin. Seperti sering kau k…
Pernah suatu ketika, seorang temanku menuliskan dalam sebuah suratnya bahwa ia memotong senja untuk kekasihnya yang bernama Alina. Tapi, mungkinkah sebuah senja dipotong dan dikirimkan kepada seseorang seperti kartu pos yang kau kirimkan saat itu?
Aku tahu engkau akan mengatakan bahwa segalanya adalah mungkin. Seperti sering kau k…
Kemarau
- Get link
- Other Apps
Sebenarnya aku tak pernah ingin menceritakan ini kepadamu. Karena tak ingin engkau menangis. Hingga telaga dalam matamu menjadi asin. Seperti laut. Mungkin akan ada badai gelombang di situ. Biarlah, tak akan pernah kuceritakan. Agar telaga di matamu seperti dulu, sejuk bening tenang yang akan kukunjungi setiap kali aku terbakar kemarau
Aku menyimpan kemarau. Tak ingin kutitipkan di matamu. Karena tak mungkin engkau menanggungkan panasnya yang membakar. Hingga seperti terasa sumsum mengering. Biarlah di matamu hanya ada telaga yang akan kukunjungi setiap saat. Bila kemarau demikian bakar ubun kepalaku. Dari telagamu yang tenang dan bening kuciduk air dengan sepuluh jemari yang kurapatkan. Kusiram ke rambutku, ubun-ubun yang terbakar kemarau. Dengar desisnya demikian mengharukan. Hingga aku menangis. Dan tak ingin kau merasakan kemarau seperti ini. Kemarau yang membakar ubun-ubun kepalaku dengan demikian bengis.
Pernah kumasukan kemarau ke dalam sebuah lemari es. Tapi sungguh, kemarau itu…
Aku menyimpan kemarau. Tak ingin kutitipkan di matamu. Karena tak mungkin engkau menanggungkan panasnya yang membakar. Hingga seperti terasa sumsum mengering. Biarlah di matamu hanya ada telaga yang akan kukunjungi setiap saat. Bila kemarau demikian bakar ubun kepalaku. Dari telagamu yang tenang dan bening kuciduk air dengan sepuluh jemari yang kurapatkan. Kusiram ke rambutku, ubun-ubun yang terbakar kemarau. Dengar desisnya demikian mengharukan. Hingga aku menangis. Dan tak ingin kau merasakan kemarau seperti ini. Kemarau yang membakar ubun-ubun kepalaku dengan demikian bengis.
Pernah kumasukan kemarau ke dalam sebuah lemari es. Tapi sungguh, kemarau itu…
Membaca Nanang Suryadi, Menemukan Penari Telanjang
- Get link
- Other Apps
Oleh: Asep Sambodja
Dalam kumpulan sajak Nanang Suryadi yang kelima, Telah Dialamatkan Padamu" (Dewata Publishing, Jakarta, 2002), kita bisa menemukan bait pembuka dalam sajak "Intro", aku tak mengerti, katamu/ pada sajak banyak ruang terbuka, sebagai isyarat dimulainya pembacaan sajak-sajaknya yang terhimpun dalam buku ini. Bukan saja untuk mengungkap misteri dari sajak-sajak yang terdapat dalam kumpulan sajak ini, karena pembaca sastra tidak melulu sebagai pengejar amanat, melainkan juga mengikuti petualangan yang mengasyikkan bersama penyair dalam memainkan kata-kata hingga pada sajak terakhirnya yang berjudul "Epilog", yang dua bait terakhirnya berbunyi Demikianlah, sunyi tak terbagi/ Milikku sendiri.
Ada semacam rekayasa yang dihadirkan sang penyair (agar pembaca mau) untuk menemaninya bertualang di lautan kata-kata, belantara kata, samudera kata, bahkan gurun kata-kata yang sunyi sepi. Dan petualangan itu merupakan proses yang memperlihatkan pencarian (s…
Dalam kumpulan sajak Nanang Suryadi yang kelima, Telah Dialamatkan Padamu" (Dewata Publishing, Jakarta, 2002), kita bisa menemukan bait pembuka dalam sajak "Intro", aku tak mengerti, katamu/ pada sajak banyak ruang terbuka, sebagai isyarat dimulainya pembacaan sajak-sajaknya yang terhimpun dalam buku ini. Bukan saja untuk mengungkap misteri dari sajak-sajak yang terdapat dalam kumpulan sajak ini, karena pembaca sastra tidak melulu sebagai pengejar amanat, melainkan juga mengikuti petualangan yang mengasyikkan bersama penyair dalam memainkan kata-kata hingga pada sajak terakhirnya yang berjudul "Epilog", yang dua bait terakhirnya berbunyi Demikianlah, sunyi tak terbagi/ Milikku sendiri.
Ada semacam rekayasa yang dihadirkan sang penyair (agar pembaca mau) untuk menemaninya bertualang di lautan kata-kata, belantara kata, samudera kata, bahkan gurun kata-kata yang sunyi sepi. Dan petualangan itu merupakan proses yang memperlihatkan pencarian (s…
Baca Sajak di Kafe Mahasiswa
- Get link
- Other Apps
BUKU kumpulan sajak karya Nanang Suryadi (30) berjudul Telah Dialamatkan Padamu (2002), Rabu (4/6) malam dibacakan di sebuah kafe mahasiswa di Kota Malang. Jika menilik muatan sajak yang dikandungnya, sebetulnya memiliki aliran Sufi yang sangat pelik dan personal, tetapi tetap saja puluhan pasang mata mahasiswa mau berusaha menikmatinya.Kafe yang bernama Kafe Gama letaknya berimpitan dengan dinding batas sebelah barat kampus Universitas Brawijaya (Unibraw) itu berhasil memberikan wacana kesenian yang modern. Khususnya bagi kalangan masyarakat generasi terdidik diharapkan jalan hidupnya penuh apresiasi dan ekspresi seni.Nanang pun secara sederhana mengungkapkan, latar belakang tulisan-tulisan sajaknya itu sebagai proses dirinya di dalam pencarian Tuhan. Dan, setiap orang sudah atau hendaknya melakukan hal itu.Dalam sajak-sajaknya diungkapkan kedekatan dan keinginannya menyapa Tuhan. Sesuatu yang terbayang, para Sufi atau ahli ilmu tasawuf di dalam Islam, atau secara umum dikatakan pula…
Sajak Liris dan Lingkar Bayang Struktural Sejarah
- Get link
- Other Apps
Judul buku : Telah Dialamatkan Padamu, Sepilihan Sajak Nanang Suryadi
Penulis : Nanang Suryadi
Penerbit : Dewata Publishing
Cetakan : I, 2002
Tebal : 111 halaman.
Membaca karya seorang penyair tidak hanya perjuangan menembus rimba kata yang penuh dengan sulur simbol dan metafora, tapi juga menelusuri riwayat perjalanan seorang penyair dengan referensinya. Referensi wacana lisan dan tulisan yang tentu saja juga dipengaruhi oleh pengalaman empiris pribadi dari si penyair.
Nanang Suryadi, juga salah satu penyair yang muncul saat ini, tak luput dari persoalan referensi semacam itu. Strukturalisme sejarah kepenyairan suatu bangsa, negara, dan dunia tak akan berhenti, selalu ada garis-garis yang menghubungkan.
Gerbang perpuisian yang telah dibuka secara konsep oleh seorang Amir Hamzah bersama Pujang…
Penulis : Nanang Suryadi
Penerbit : Dewata Publishing
Cetakan : I, 2002
Tebal : 111 halaman.
Membaca karya seorang penyair tidak hanya perjuangan menembus rimba kata yang penuh dengan sulur simbol dan metafora, tapi juga menelusuri riwayat perjalanan seorang penyair dengan referensinya. Referensi wacana lisan dan tulisan yang tentu saja juga dipengaruhi oleh pengalaman empiris pribadi dari si penyair.
Nanang Suryadi, juga salah satu penyair yang muncul saat ini, tak luput dari persoalan referensi semacam itu. Strukturalisme sejarah kepenyairan suatu bangsa, negara, dan dunia tak akan berhenti, selalu ada garis-garis yang menghubungkan.
Gerbang perpuisian yang telah dibuka secara konsep oleh seorang Amir Hamzah bersama Pujang…
Popular posts from this blog
Ku Ingin Menulis Sajak Cinta Terbaik Sepanjang Masa
Menulis Sajak Cinta Terbaik Sepanjang Masa
Sudahkah anda membaca sajak-sajak cinta ini? Sajak atau puisi cinta yang perlu anda baca. Mungkin ini sajak atau puisi cinta terindah sepanjang masa (hehehe). Silakan kunjungi dan baca dengan sepenuh perasaan. Semoga hanyut dalam rasa mendalam, dalam gelombang pasang sajak-sajak cinta yang penuh kerinduan. Puisi-puisi cinta. Ah puisi puisi cinta seakan tak lekang dalam perjalanan waktu.
Adakah Kau Rasa
Aku Merindu
Apa Kabar Senja
Bagaimana Dapat Kau Rasa
Bagaimana Dapat Kugambarkan Bahagia
Cintaku
Dari Kerling Hening
Di Ujung Setia
Dinyalakan-Nya
Halangi Langkah Kaki
Jangan Jadi Duri
Jika Cinta Hadir
Kau Tahu
Kudekap Engkau
Kuingin Katakan
Kumpulan Puisi Cinta
Kunthi Hastorini
Kutemu Senyummu
Kutulis
Lelaki Berpuisi
LENGKUNG MIMPI
Matamu Adalah Cahaya Purnama Bulan
Menapak Jejak di Jalan Setapak
Menemu Negeri Cahaya
Pada Keping Yang Sama
Puisi
Puisi Berdua
Puisi Cinta
Puisi Cinta Berdua
Puisi Cinta Kita
Puisi Cinta Romantis
Puisi Kunthi Hastorini
Rahasia Danau
Sajak
Sangsi
Seb…
Sudahkah anda membaca sajak-sajak cinta ini? Sajak atau puisi cinta yang perlu anda baca. Mungkin ini sajak atau puisi cinta terindah sepanjang masa (hehehe). Silakan kunjungi dan baca dengan sepenuh perasaan. Semoga hanyut dalam rasa mendalam, dalam gelombang pasang sajak-sajak cinta yang penuh kerinduan. Puisi-puisi cinta. Ah puisi puisi cinta seakan tak lekang dalam perjalanan waktu.
Adakah Kau Rasa
Aku Merindu
Apa Kabar Senja
Bagaimana Dapat Kau Rasa
Bagaimana Dapat Kugambarkan Bahagia
Cintaku
Dari Kerling Hening
Di Ujung Setia
Dinyalakan-Nya
Halangi Langkah Kaki
Jangan Jadi Duri
Jika Cinta Hadir
Kau Tahu
Kudekap Engkau
Kuingin Katakan
Kumpulan Puisi Cinta
Kunthi Hastorini
Kutemu Senyummu
Kutulis
Lelaki Berpuisi
LENGKUNG MIMPI
Matamu Adalah Cahaya Purnama Bulan
Menapak Jejak di Jalan Setapak
Menemu Negeri Cahaya
Pada Keping Yang Sama
Puisi
Puisi Berdua
Puisi Cinta
Puisi Cinta Berdua
Puisi Cinta Kita
Puisi Cinta Romantis
Puisi Kunthi Hastorini
Rahasia Danau
Sajak
Sangsi
Seb…
Aku Merindukanmu
DONGENG ONDE ONDE LUMUT
"Alkisah, pada jaman dahulu kala...."Jadul. Jadul. Cerita kidz jaman now lah. Biar kekinian. Jangan cerita apalah apalah mommy."Baiklah. Pada jaman now ada seorang gadis bernama Onde onde lumut. Kenapa dia diberi nama itu? Dia suka makan onde onde warna hijau. Onde onde tanpa biji wijen. Saat hamil ibunya ngidam onde onde yang ditontonnya di di film warkop dki."Mana ada onde onde tanpa biji wijen, mommy? Anak pertama bernama Malkan Junaidi menyela, sambil googling mencari gambar onde tanpa biji wijen."Ini onde ondenya ya?" Teriak anak kedua, Jamil Massa namanya. Diacungkan smartphone. Googlingnya sukses: kue berwarna hijau mengundang selera. Itu klepon. Bukan onde onde. "Ini onde onde pulut."Onde onde pulut berwarna hijau, tak sehijau lumut. Kidz jaman now sibuk sendiri. Ibu mereka tak jadi mendongeng Onde onde lumut.Bandung, 15 Oktober 2017
Archive
Archive
Labels
Labels
- blog
- blog puisi
- Blog Sastra
- Blog Sastra Indonesia
- budaya
- buku
- Buku Kumpulan Puisi
- Buku Puisi
- Cerita
- Chairil Anwar
- cinta
- Cinta anak
- Cinta istri
- Cinta Tuhan
- Cointoh Puisi
- Contoh Puisi
- Contoh Puisi Bagus
- cybersastra
- debu
- Diam
- doa keselamatan
- Dongeng
- Ebook Puisi
- emosi
- Enak
- Esai Sastra
- galau
- generasi muda
- goenawan mohamad
- google plus
- harapan
- Hasan Aspahani
- hujan
- indonesia
- ingatan
- Jakarta
- jalan
- kahlil giran
- Kekasih
- Keluarga
- kenangan
- kepribadian
- Keren
- kesunyian
- ketuhanan
- keywords
- kota
- kritik
- Kritik Sosial
- kumpulan puisi
- Kumpulan puisi cinta
- kumpulan puisi kenangan
- kumpulan puisi merindu
- Kumpulan Puisi Nanang Suryadi
- kumpulan puisi religius
- kumpulan puisi sunyi
- Kumpulan Puisi Terbaik
- Kumpulan Puisi Untuk Sahabat
- Kumpulan Sajak
- Kumpulan Sajak Cinta
- Kumpulan Syair
- kwatrin
- langit
- Makanan
- malam
- manusia
- masyarakat
- Nanang Suryadi
- negara
- orkestra ananda sukarlan
- pamflet
- parodi
- Pasaridea
- Patah Hati
- pedih
- Penyair
- polemik
- politik
- Portal Sastra
- Portal Sastra Indonesia
- psikologi
- Puiai
- puis
- Puis Sahabat
- puisi
- puisi 2012
- puisi 2013
- puisi akhir tahun
- Puisi Bagus
- puisi baru dan lama
- puisi berisi cinta
- puisi berjudul cinta
- puisi bertema cinta
- Puisi Chairil Anwar
- Puisi Cinta
- Puisi Cinta Kita
- puisi cinta romantis
- Puisi Contoh
- puisi diam-diam
- Puisi Dunia Malam
- puisi fisika
- puisi Indonesia
- Puisi Jakarta
- puisi kangen
- puisi kehidupan
- puisi kematian
- puisi kenangan
- puisi kesepian
- puisi kimia
- Puisi Konsumen
- Puisi kontemporer
- Puisi Kota
- puisi langit biru
- Puisi Lawas
- puisi malam
- puisi matematika
- Puisi mutakhir
- puisi negeri
- puisi pajak
- puisi pemberontakan
- puisi penantian
- puisi perjalanan cinta
- puisi perjalanan hidup
- puisi perjuangan
- puisi persahabatan
- puisi personifikasi
- puisi protes
- puisi religi
- puisi rindu
- puisi sains
- puisi science
- Puisi Sepi
- puisi sosial
- puisi sunyi
- Puisi Sunyi Malam
- puisi tahun baru
- Puisi tentang cinta
- Puisi Terbaik
- Puisi Terkini
- Puisi Untuk Kekasih
- puisi untuk sahabat baik
- reformasi
- reformasi 1998
- religi
- religius
- Rindu
- romantis
- Ruang Puisi
- sahabat
- Sahabat Kota
- Sahabat Puisi
- sajak
- Sajak anak
- sajak cinta
- sajak kota pontianak
- Sajak Nanang Suryadi
- sajak negeri
- sajak pajak
- sajak psikologi
- sajak rindu
- sajak tentang sajak
- Sangat Bagus
- satire
- sedih
- sejarah
- Sejuta Puisi
- Senja di pelabuhan kecil
- skizo
- sosial
- Sri Ajati
- sunyi
- surabaya
- Syair
- Syair Cinta
- Syair Malam
- tentang puisi
- Terbaik
- Terhebat
- ub
- Video Baca Puisi
- wisata
- wisata alam