- Get link
- Other Apps
Posts
Showing posts from May, 2017
Untuk Cintaku Kunthi
- Get link
- Other Apps
Kesabaran dan bersyukur adalah kunci
Membuka makna rahasia
Kehidupan
11 Agustus 2016
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
Web Nanang Suryadi
Membuka makna rahasia
Kehidupan
11 Agustus 2016
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
Web Nanang Suryadi
DENGAN CINTA
- Get link
- Other Apps
suatu ketika rabi'ah ditanya, apakah kau membenci setan? jawabnya: tidak
banyak orang kebingungan dan bertanya: mengapa?
karena dalam diriku hanya ada Cinta
23 Maret 2000
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
banyak orang kebingungan dan bertanya: mengapa?
karena dalam diriku hanya ada Cinta
23 Maret 2000
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
DARAH PERTAMA
- Get link
- Other Apps
lelaki yang terlahir di surga
merasa paling tampan sedunia
"apa yang hendak kalian persembahkan?"
lelaki yang terlahir di bumi persembahkan kurban terbaik
"ah, gagak, ajari aku mengubur adikku sendiri"
begitulah, darah pertama manusia menetes di tangan saudara sendiri
22 Maret 2000
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
"apa yang hendak kalian persembahkan?"
lelaki yang terlahir di bumi persembahkan kurban terbaik
"ah, gagak, ajari aku mengubur adikku sendiri"
begitulah, darah pertama manusia menetes di tangan saudara sendiri
22 Maret 2000
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
SEORANG ANAK, REMBULAN DAN MATAHARI
- Get link
- Other Apps
rembulan merah darah,
tunjuk anak pada langit itu bulan mengapa marah
matahari merah darah tunjuk anak pada cakrawala itu matahari mengapa nangis?
darahnya leleh pada mata
matahari, rembulan mencium seorang anak yang selalu bertanya-tanya
dan kata mereka:"syukurlah, tak kau butakan matahati..."
Malang, 1993 - 1994
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
tunjuk anak pada langit itu bulan mengapa marah
matahari merah darah tunjuk anak pada cakrawala itu matahari mengapa nangis?
darahnya leleh pada mata
matahari, rembulan mencium seorang anak yang selalu bertanya-tanya
dan kata mereka:"syukurlah, tak kau butakan matahati..."
Malang, 1993 - 1994
Sila ditengok juga:
Puisi Universitas Brawijaya
Nanang Suryadi Lecture UB
Popular posts from this blog
Ku Ingin Menulis Sajak Cinta Terbaik Sepanjang Masa
Menulis Sajak Cinta Terbaik Sepanjang Masa
Sudahkah anda membaca sajak-sajak cinta ini? Sajak atau puisi cinta yang perlu anda baca. Mungkin ini sajak atau puisi cinta terindah sepanjang masa (hehehe). Silakan kunjungi dan baca dengan sepenuh perasaan. Semoga hanyut dalam rasa mendalam, dalam gelombang pasang sajak-sajak cinta yang penuh kerinduan. Puisi-puisi cinta. Ah puisi puisi cinta seakan tak lekang dalam perjalanan waktu.
Adakah Kau Rasa
Aku Merindu
Apa Kabar Senja
Bagaimana Dapat Kau Rasa
Bagaimana Dapat Kugambarkan Bahagia
Cintaku
Dari Kerling Hening
Di Ujung Setia
Dinyalakan-Nya
Halangi Langkah Kaki
Jangan Jadi Duri
Jika Cinta Hadir
Kau Tahu
Kudekap Engkau
Kuingin Katakan
Kumpulan Puisi Cinta
Kunthi Hastorini
Kutemu Senyummu
Kutulis
Lelaki Berpuisi
LENGKUNG MIMPI
Matamu Adalah Cahaya Purnama Bulan
Menapak Jejak di Jalan Setapak
Menemu Negeri Cahaya
Pada Keping Yang Sama
Puisi
Puisi Berdua
Puisi Cinta
Puisi Cinta Berdua
Puisi Cinta Kita
Puisi Cinta Romantis
Puisi Kunthi Hastorini
Rahasia Danau
Sajak
Sangsi
Seb…
Sudahkah anda membaca sajak-sajak cinta ini? Sajak atau puisi cinta yang perlu anda baca. Mungkin ini sajak atau puisi cinta terindah sepanjang masa (hehehe). Silakan kunjungi dan baca dengan sepenuh perasaan. Semoga hanyut dalam rasa mendalam, dalam gelombang pasang sajak-sajak cinta yang penuh kerinduan. Puisi-puisi cinta. Ah puisi puisi cinta seakan tak lekang dalam perjalanan waktu.
Adakah Kau Rasa
Aku Merindu
Apa Kabar Senja
Bagaimana Dapat Kau Rasa
Bagaimana Dapat Kugambarkan Bahagia
Cintaku
Dari Kerling Hening
Di Ujung Setia
Dinyalakan-Nya
Halangi Langkah Kaki
Jangan Jadi Duri
Jika Cinta Hadir
Kau Tahu
Kudekap Engkau
Kuingin Katakan
Kumpulan Puisi Cinta
Kunthi Hastorini
Kutemu Senyummu
Kutulis
Lelaki Berpuisi
LENGKUNG MIMPI
Matamu Adalah Cahaya Purnama Bulan
Menapak Jejak di Jalan Setapak
Menemu Negeri Cahaya
Pada Keping Yang Sama
Puisi
Puisi Berdua
Puisi Cinta
Puisi Cinta Berdua
Puisi Cinta Kita
Puisi Cinta Romantis
Puisi Kunthi Hastorini
Rahasia Danau
Sajak
Sangsi
Seb…
Aku Merindukanmu
DONGENG ONDE ONDE LUMUT
"Alkisah, pada jaman dahulu kala...."Jadul. Jadul. Cerita kidz jaman now lah. Biar kekinian. Jangan cerita apalah apalah mommy."Baiklah. Pada jaman now ada seorang gadis bernama Onde onde lumut. Kenapa dia diberi nama itu? Dia suka makan onde onde warna hijau. Onde onde tanpa biji wijen. Saat hamil ibunya ngidam onde onde yang ditontonnya di di film warkop dki."Mana ada onde onde tanpa biji wijen, mommy? Anak pertama bernama Malkan Junaidi menyela, sambil googling mencari gambar onde tanpa biji wijen."Ini onde ondenya ya?" Teriak anak kedua, Jamil Massa namanya. Diacungkan smartphone. Googlingnya sukses: kue berwarna hijau mengundang selera. Itu klepon. Bukan onde onde. "Ini onde onde pulut."Onde onde pulut berwarna hijau, tak sehijau lumut. Kidz jaman now sibuk sendiri. Ibu mereka tak jadi mendongeng Onde onde lumut.Bandung, 15 Oktober 2017
Archive
Archive
Labels
Labels
- blog
- blog puisi
- Blog Sastra
- Blog Sastra Indonesia
- budaya
- buku
- Buku Kumpulan Puisi
- Buku Puisi
- Cerita
- Chairil Anwar
- cinta
- Cinta anak
- Cinta istri
- Cinta Tuhan
- Cointoh Puisi
- Contoh Puisi
- Contoh Puisi Bagus
- cybersastra
- debu
- Diam
- doa keselamatan
- Dongeng
- Ebook Puisi
- emosi
- Enak
- Esai Sastra
- galau
- generasi muda
- goenawan mohamad
- google plus
- harapan
- Hasan Aspahani
- hujan
- indonesia
- ingatan
- Jakarta
- jalan
- kahlil giran
- Kekasih
- Keluarga
- kenangan
- kepribadian
- Keren
- kesunyian
- ketuhanan
- keywords
- kota
- kritik
- Kritik Sosial
- kumpulan puisi
- Kumpulan puisi cinta
- kumpulan puisi kenangan
- kumpulan puisi merindu
- Kumpulan Puisi Nanang Suryadi
- kumpulan puisi religius
- kumpulan puisi sunyi
- Kumpulan Puisi Terbaik
- Kumpulan Puisi Untuk Sahabat
- Kumpulan Sajak
- Kumpulan Sajak Cinta
- Kumpulan Syair
- kwatrin
- langit
- Makanan
- malam
- manusia
- masyarakat
- Nanang Suryadi
- negara
- orkestra ananda sukarlan
- pamflet
- parodi
- Pasaridea
- Patah Hati
- pedih
- Penyair
- polemik
- politik
- Portal Sastra
- Portal Sastra Indonesia
- psikologi
- Puiai
- puis
- Puis Sahabat
- puisi
- puisi 2012
- puisi 2013
- puisi akhir tahun
- Puisi Bagus
- puisi baru dan lama
- puisi berisi cinta
- puisi berjudul cinta
- puisi bertema cinta
- Puisi Chairil Anwar
- Puisi Cinta
- Puisi Cinta Kita
- puisi cinta romantis
- Puisi Contoh
- puisi diam-diam
- Puisi Dunia Malam
- puisi fisika
- puisi Indonesia
- Puisi Jakarta
- puisi kangen
- puisi kehidupan
- puisi kematian
- puisi kenangan
- puisi kesepian
- puisi kimia
- Puisi Konsumen
- Puisi kontemporer
- Puisi Kota
- puisi langit biru
- Puisi Lawas
- puisi malam
- puisi matematika
- Puisi mutakhir
- puisi negeri
- puisi pajak
- puisi pemberontakan
- puisi penantian
- puisi perjalanan cinta
- puisi perjalanan hidup
- puisi perjuangan
- puisi persahabatan
- puisi personifikasi
- puisi protes
- puisi religi
- puisi rindu
- puisi sains
- puisi science
- Puisi Sepi
- puisi sosial
- puisi sunyi
- Puisi Sunyi Malam
- puisi tahun baru
- Puisi tentang cinta
- Puisi Terbaik
- Puisi Terkini
- Puisi Untuk Kekasih
- puisi untuk sahabat baik
- reformasi
- reformasi 1998
- religi
- religius
- Rindu
- romantis
- Ruang Puisi
- sahabat
- Sahabat Kota
- Sahabat Puisi
- sajak
- Sajak anak
- sajak cinta
- sajak kota pontianak
- Sajak Nanang Suryadi
- sajak negeri
- sajak pajak
- sajak psikologi
- sajak rindu
- sajak tentang sajak
- Sangat Bagus
- satire
- sedih
- sejarah
- Sejuta Puisi
- Senja di pelabuhan kecil
- skizo
- sosial
- Sri Ajati
- sunyi
- surabaya
- Syair
- Syair Cinta
- Syair Malam
- tentang puisi
- Terbaik
- Terhebat
- ub
- Video Baca Puisi
- wisata
- wisata alam