Skip to main content

Posts

Showing posts from March 3, 2011

Memandang Foto Keluarga Rafael

:Nathaniel, Rafael Yanuar & Istri memandang foto itu. ikan-ikan berenang di bening air. kulihat juga harap yang menatap hidup. demikian indah. demikian ramah. mungkin hanya cinta yang dapat menterjemah. sebuah tatap. menghadap. langit harap. mata yang bening. doa yang mengiring. dengar kecipak ikan. di bening air. dengar nyanyi alam. dengar tangis manja nathan. ah, hidup yang sempurna. engkau dan kekasihmu sebagai doa doa yang selalu dirapalkan untuk orang-orang tercinta. doamu yang akan sampai mengetuk pintu cintaNya. Malang, 3 Maret 2011

hanya doa keikhlasan menghantarmu

:ags arya dipayana hanya doa keikhlasan menghantarmu, menemu cinta yang abadi, asalmula diri telah usai segala kerja, telah banyak kau beri arti, telah sampai di garis penghabisan, selamat jalan kami akan mengenangmu, kebaikan yang kau miliki, makna yang kau beri, cinta yang menjelma nyata, ladang amalmu selamat jalan mas ags arya dipayana, sampaikan juga salam ke kang asep sambodja di sana Malang, 2 Maret 2011

Wahai Engkau Yang Merindu

wahai engkau yang merindu, menarilah, dengan segala nyeri, biar sunyimu kabarkan, cintamu demikian bersahaja telusuri derai yang merinai, angin yang membelai, inginmu yang ramai merindu damai. dalam semerbak sajak apa yang kau tebak, selain sebuah kehendak. langit redup mengaca hidup kian gugup. berapa mawar yang kau pinta, duri menusuk jemari, cinta yang nyeri yang terbakar cemburu akan membakar cintamu akan meledakkan segala yang kau punya meledakkan mimpimimpimu hingga tak berbekas apa yang ditakutkan dari kepergian, mungkin takut akan kehilangan, sesuatu yang bukan milik kita, sesungguhnya telah dilarung duka yang murung, karena airmata meluruh ke dada rapuh berkumpullah airmata, di telaga kenang. dan kau apungkan perahu kertas di atasnya. agar sampai ke pedih ke rindu yang sempurna. Malang, 2011

JIKA ENGKAU | Puisi Cinta

jika engkau adalah senja, akulah semburat cahayanya, begitulah cinta mengucap pada dunia jika engkau adalah airmata, akulah asinnya, demikianlah cinta, memberi tanda di dalamnya jika engkau langit yang mendung, akulah matahari yang menunggu, bersama gerimis melukis pelangi jika engkau adalah awan mendung, maka aku adalah hujan yang mencintaimu demikian abadi jika engkau adalah langit, maka aku adalah kelepak burung menghias keluasan tak terhingga Malang, 2011 

APAKABAR JAKARTA, BEMZQ? | Puisi tentang Kota

ah, jakarta, apa yang membuat kenangan penyair bangkit. deru kereta di stasiun gondangdia menghantarku ke depok margonda raya? kenangku melayang layang di langit jakarta. bersama deru bajaj sepanjang jalan cikini raya. ah, lampu merkuri masihkah merindu aku? tataplah lampu merkuri, di emperan tim dinihari, jejak jemariku yang mungkin kian samar, di gelas gelas kopi sebuah sajak, tak hendak terpejam. malam seharum ruap kopi, menyihir kata menggila puisi. Malang, 2011

Memburu Cahaya | Syair Malam

aku rangkai kata, menjadi syair malam, agar engkau tahu, dalam pekatnya mengukuhkan cahaya rembulan aku menyapamu, dengan cahaya bulan, di langit yang benderang, seterang jiwamu yang cinta laron yang mengepakkan sayap rapuhnya itu, adalah aku, memburu cahaya cintamu Malang, 2011

YANG SENDIRI, DAN SELALU MERINDU, MUNGKIN DIRIMU

apa yang sudah kau siapkan, februari merah jambu. sepotong coklat, sekuntum mawar, secarik puisi kau simpan, untuk siapa yang tak kau tahu adakah yang ingin bersembunyi. dalam vakum waktu. karena gigil tak berkesudahan. kabar dari negeri jauh. cinta yang merapuh sebagai demam, rindu menggigilkanmu. kenangan demi kenangan, melintas lintas saja. di tubir waktu ada yang bergegas. ada yang mencatat, demikian rapi, mungkin engkau, demikian sabar. walau rindu, tetap menunggu. di luar jendela, hujan. di dalam kamar, kesunyian. ada yang menyapa, hujan dan kesunyian. ada yang mengetuk waktu 14 Februari 2011