SEEKOR NAGA
seekor naga, mengamuk
menggeliat deras di dalam dada
waktu bergoncang-goncang
di moncong uap panas sembur api ludahnya
panasnya tak henti mendidihkan semesta
menderaskan airmata api
mempuingkan segala ingin, hingga arang, hingga abu
dalam diri
dalam diri, seekor naga mengamuk
meminta sesaji puisi
DEMIKIAN SERUPA DENTING MERUNCING
demikian serupa denting meruncing
di saat senja yang hujan
kutangkap gelisahmu
mungkin dari sunyi
atau nyeri mengutuk diri sendiri
telah lama kunikmati puisi sendiri
yang kutemu sepanjang detik
waktu yang membusur ke dalam dada kiri
inilah tarian yang paling sempurna
puncak diam puncak sunyi puncak puisi
puncak segala puncak kekosongan
sonyaruri
pernah ingin kuterjemahkan puisi
dari matamu
ke dalam kata-kata
tapi tak sampai ucap pada segala
senyap rahasia diri
puisi
dirimu diriku sendiri
O KANAK
o kanak, sungai riwayat mengalir dari mata, sebagai cahaya, seperti
cintaku seperti cinta bunda seperti cinta nenek moyang kita dahulu,
bermula dari segala rahasia, yang tak pernah berhenti menjadi rahasia
o kanak, aku ingin berenang di alir mimpimu, agar menjelma hari-hari
kebeningan serupa matamu, serupa tatapmu di rengek manja minta menyusu
o kanak, aku menemu diriku, di tatap matamu
HINGGA
adalah keikhlasan adalah kesabaran adalah cintamu cintaku yang tak
pernah memejamkan mata dari cahaya hingga embun malam berangkat ke
subuh hingga matahari berangkat ke senja hingga cinta kita sampai
kepadanya
seekor naga, mengamuk
menggeliat deras di dalam dada
waktu bergoncang-goncang
di moncong uap panas sembur api ludahnya
panasnya tak henti mendidihkan semesta
menderaskan airmata api
mempuingkan segala ingin, hingga arang, hingga abu
dalam diri
dalam diri, seekor naga mengamuk
meminta sesaji puisi
DEMIKIAN SERUPA DENTING MERUNCING
demikian serupa denting meruncing
di saat senja yang hujan
kutangkap gelisahmu
mungkin dari sunyi
atau nyeri mengutuk diri sendiri
telah lama kunikmati puisi sendiri
yang kutemu sepanjang detik
waktu yang membusur ke dalam dada kiri
inilah tarian yang paling sempurna
puncak diam puncak sunyi puncak puisi
puncak segala puncak kekosongan
sonyaruri
pernah ingin kuterjemahkan puisi
dari matamu
ke dalam kata-kata
tapi tak sampai ucap pada segala
senyap rahasia diri
puisi
dirimu diriku sendiri
O KANAK
o kanak, sungai riwayat mengalir dari mata, sebagai cahaya, seperti
cintaku seperti cinta bunda seperti cinta nenek moyang kita dahulu,
bermula dari segala rahasia, yang tak pernah berhenti menjadi rahasia
o kanak, aku ingin berenang di alir mimpimu, agar menjelma hari-hari
kebeningan serupa matamu, serupa tatapmu di rengek manja minta menyusu
o kanak, aku menemu diriku, di tatap matamu
HINGGA
adalah keikhlasan adalah kesabaran adalah cintamu cintaku yang tak
pernah memejamkan mata dari cahaya hingga embun malam berangkat ke
subuh hingga matahari berangkat ke senja hingga cinta kita sampai
kepadanya
Comments
Post a Comment