ADA YANG MENGERJAP DI LANGIT SUBUH
Ada yang mengerjap di langit subuh,
mungkin puisi, yang tak memejamkan mata
walau sekejap
menggoda dengan sihir kata,
hingga malam membuka rahasianya
hingga sunyi mengembun di pelupuk
matanya
DONGENG PEMULUNG WAKTU
: hasan aspahani
aku teringat dongengmu itu: pemulung waktu,
sepertinya aku sering bertemu
sepanjang perjalanan berliku,
tak henti mengawasiku
mengikut jejak bayangku
jika kutoleh, ia tersenyum
dan menyapaku, seakan menyeru:
mana waktu untukku?
sedang aku bergegas tak tentu
entah kemana menuju
namun pemulung itu mengikuti melulu
mungkin menunggu terus menungguku
menyerah di puncak sunyiku
di nol waktu
PUISI BERTAMU PAGI-PAGI
segelas besar kopi harum sekali, menyambut puisi bertamu pagi pagi. belum sempat aku mandi, berbenah rumah biar rapi
selamat pagi puisi, silakan dihirup aroma panas kopi. mari, ini bikinan sendiri sedap diteguk di dingin begini
puisi meneguk kopi terasa nikmat sekali
“apa kabar diksi dan imaji?” aku bertanya pada puisi
puisi meneguk kopi sekali lagi, lalu berdiri, lantas pergi, tanpa permisi
Ada yang mengerjap di langit subuh,
mungkin puisi, yang tak memejamkan mata
walau sekejap
menggoda dengan sihir kata,
hingga malam membuka rahasianya
hingga sunyi mengembun di pelupuk
matanya
DONGENG PEMULUNG WAKTU
: hasan aspahani
aku teringat dongengmu itu: pemulung waktu,
sepertinya aku sering bertemu
sepanjang perjalanan berliku,
tak henti mengawasiku
mengikut jejak bayangku
jika kutoleh, ia tersenyum
dan menyapaku, seakan menyeru:
mana waktu untukku?
sedang aku bergegas tak tentu
entah kemana menuju
namun pemulung itu mengikuti melulu
mungkin menunggu terus menungguku
menyerah di puncak sunyiku
di nol waktu
PUISI BERTAMU PAGI-PAGI
segelas besar kopi harum sekali, menyambut puisi bertamu pagi pagi. belum sempat aku mandi, berbenah rumah biar rapi
selamat pagi puisi, silakan dihirup aroma panas kopi. mari, ini bikinan sendiri sedap diteguk di dingin begini
puisi meneguk kopi terasa nikmat sekali
“apa kabar diksi dan imaji?” aku bertanya pada puisi
puisi meneguk kopi sekali lagi, lalu berdiri, lantas pergi, tanpa permisi
Comments
Post a Comment