: Indonesia terluka
Kami selalu berteriak: “mengapa kau menukar cinta dengan kebencian? mengapa kau sampaikan cinta dengan bahasa umpatan dan kebengisan?”
hitam. hitam. hitam. hitam. hitam. hitam. kemana cahaya? senyum-MU yang cahaya.
jika dunia adalah goda, jangan asingkan aku dengan riuhnya. karena aku merindu, cinta-Mu yang sesungguhnya
mengapa tak hanya sunyi, Cintaku? seperti di dalam rahim ibuku, cinta Kau tiup menjadi diriku.
aku melangkah di jalan cinta, berliku menujumu, terjal berbatu. aku menyeru-Mu!
"Aku adalah Cinta. Aku adalah Cinta. Aku adalah Cinta. Muara segala ucap yang berbeda".
o, aku adalah cinta yang menggigil di tengah pekik dan alir darah airmata duka manusia
Malang, 2011
Kami selalu berteriak: “mengapa kau menukar cinta dengan kebencian? mengapa kau sampaikan cinta dengan bahasa umpatan dan kebengisan?”
hitam. hitam. hitam. hitam. hitam. hitam. kemana cahaya? senyum-MU yang cahaya.
jika dunia adalah goda, jangan asingkan aku dengan riuhnya. karena aku merindu, cinta-Mu yang sesungguhnya
mengapa tak hanya sunyi, Cintaku? seperti di dalam rahim ibuku, cinta Kau tiup menjadi diriku.
aku melangkah di jalan cinta, berliku menujumu, terjal berbatu. aku menyeru-Mu!
"Aku adalah Cinta. Aku adalah Cinta. Aku adalah Cinta. Muara segala ucap yang berbeda".
o, aku adalah cinta yang menggigil di tengah pekik dan alir darah airmata duka manusia
Malang, 2011
Comments
Post a Comment